Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Naiknya harga padi mengalirkan kegembiraan bagi para petani. Selama bulan Juli kemarin, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik cukup tinggi, yaitu 8,15% dibandingkan harga bulan Juni.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga GKP di tingkat petani bulan Juli kemarin mencapai Rp 3.565,32 per kilogram (kg). Sementara harga GKP di tingkat penggilingan mencapai Rp 3.631,3 per kg, atau melesat sebesar 8,02% pada kurun waktu tersebut
Harga gabah kering giling (GKG) juga tak kalah melesat. Di tingkat petani, harga GKG mencapai Rp 3.997,17 per kg atau naik 4,13%. Lalu, harga GKG di tingkat penggilingan mencapai Rp 4.067,39 per kg, naik 3,47%.
Meski menggembirakan petani, namun menurut Rusman Heriawan, Kepala BPS, harga tersebut merepotkan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) karena mereka lantas kesulitan membeli gabah. “Kalau pemerintah mempertahankan HPP (harga pembelian pemerintah) GKG Rp 3.300 per kg sementara harga di petani lebih tinggi, itu Bulog sulit mencari gabah,” kata Rusman, di Jakarta, Senin (1/8). Padahal, Bulog sudah menggelontorkan "insentif" untuk menyerap gabah lebih banyak.
Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog pernah mengatakan, Bulog telah memberikan "insentif" rata-rata Rp 600 per kg untuk pembelian di Pulau Jawa dan Rp 900 per kg di Aceh. Insentif berbeda-beda sesuai dengan harga gabah di setiap daerah. Harga GKP di tingkat petani yang terendah ada di Riau dengan harga Rp 2.300 per kg. Sementara harga GKP tertinggi ada di Kalimantan Tengah seharga Rp 5.000 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News