kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Harga Gas Alam Tertekan Kelebihan Pasokan


Kamis, 07 Desember 2023 / 18:24 WIB
Harga Gas Alam Tertekan Kelebihan Pasokan
ILUSTRASI. Harga gas alam dalam tekanan, musim dingin yang lebih hangat hingga pelemahan ekonomi China jadi pemberatnya.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam masih dalam tekanan. Musim dingin yang lebih hangat hingga pelemahan ekonomi China menjadi pemberatnya.

Berdasarkan data Trading Economics, pada Kamis (7/12) pukul 18.04 WIB harga gas alam tercatat turun 2,36% ke US$ 2,5/MMBtu. Dalam sebulan, harganya telah anjlok 25,87%.

Research and Development ICDX Raihan Rafi mengatakan, penyebab penurunan harga gas alam baru-baru ini dari permintaannya yang lemah akibat musim dingin di Eropa dan Amerika Serikat lebih hangat.

Selain itu, China yang merupakan salah satu konsumen utama juga sedang mengalami penurunan ekonomi dengan mencatatkan data impor turun sebanyak 0,6%.

Baca Juga: Pasar Masih Ragukan Rencana OPEC+ Pangkas Produksi Minyak 2,2 juta Barel di 2024

Selanjutnya, dari sisi persediaan Amerika Serikat (AS) yang dirilis oleh EIA, jumlah persediaan gas alam AS mencapai 3.836 tcf, lebih tinggi dibandingkan 4 tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, stok gas alam mencapai puncaknya pada 3.958 tcf.

"Banyaknya pasokan dan tidak diiringi dengan meningkatnya permintaan turut melemahkan harga gas alam," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (8/12).

Dari Eropa, Klaus Müller, Kepala Federal BNetzA, badan yang mengawasi jaringan listrik, gas, dan telekomunikasi di Jerman, pada 5 November menyatakan bahwa persediaan gas di Jerman sudah mencapai 100% dan impor gas saat ini stabil.

Sebelumnya, penghentian impor gas Rusia secara tiba-tiba dihentikan pada bulan Agustus 2022 setelah adanya penolakan Barat terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Tren Melambat, Realisasi Penerimaan Pajak Rp 1.523 Triliun Hingga Oktober 2023

Tren untuk 2024 akan bergantung pada tingkat produksi, permintaan, prakiraan cuaca yang lebih dingin, dan peristiwa di Israel. Meski begitu, dengan berakhirnya musim dingin pada bulan Maret maka hal ini bisa menjadi faktor penentu apabila negara-negara di Eropa yang sudah kehabisan cadangan gas alam.

"Peningkatan permintaan terkait gas alam mungkin akan terjadi," sambungnya.

Secara teknikal, Raihan mencermati, gas alam berpotensi bergerak turun ke area US$ 2,42/MMBtu ketika mendapat katalis negatif. Sebaliknya, harga gas alam berpotensi bergerak ke area US$ 2,75/MMBtu jika mendapatkan katalis positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×