kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga gas dan pemilu hambat pertumbuhan penjualan kaca lembaran dan pengaman


Rabu, 13 November 2019 / 21:46 WIB
Harga gas dan pemilu hambat pertumbuhan penjualan kaca lembaran dan pengaman
ILUSTRASI. Peserta pameran menunjukkan cara kerja mesin pewarna kaca yang dipamerkan pada 'Glasstech Asia 2019' di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (12/11/2019). Pameran yang diikuti 124 pelaku usaha se Asia ini menghadirkan


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kaca lembaran dan pengaman tampaknya masih bening di tahun 2019. Berdasarkan proyeksi Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), penjualan kaca lembaran dan pengaman diproyeksikan masih bisa bertumbuh sebesar 5% dibanding tahun lalu hingga tutup tahun nanti.

“Di akhir tahun biasanya proyek-proyek dan perumahan mau menyelesaikan proyek-proyek,” ujar Ketua AKLP, Yustinus Gunawan kepada Kontan.co.id, Rabu (13/11).

Maklum saja, industri properti memang masih menjadi yang memiliki kontribusi dalam menyerap produk kaca lembaran dan pengaman, yakni sebesar 75%. Sisanya, produk kaca lembaran dan pengaman diserap oleh sektor otomotif.

Baca Juga: Pameran industri kaca se-Asia di gelar di ICE BSD

Kendati demikian, industri kaca lembaran dan pengaman bukan berarti tidak memiliki tantangan. Menurut Yustinus, harga gas industri yang dinilai tinggi masih menjadi kendala bagi pelaku industri kaca lembaran dan pengaman.

Untuk wilayah Jawa Barat saja misalnya, Yustinus mencatat bahwa harga gas bisa mencapai US$ 9/mmbtu. Padahal, di negara-negara ASEAN lainnya harga gas industri hanya berkisar di antara US$ 6,5/mmbtu - US$ 7/mmbtu. Padahal, porsi biaya energi sendiri bisa mencapai 40% dalam biaya produksi industr kaca lembaran dan pengaman.

Senada, Corporate Secretary PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA), Henry Bun mengatakan, persoalan harga gas yang terlalu tinggi berdampak pada pelemahan daya saing perseroan lantaran membuat harga jual menjadi relatif lebih mahal dibanding negara kompetitor.

Baca Juga: Harga Saham PGAS Amblas, Terseret Kebijakan Harga Gas

Terlebih lagi, kondisi ini diperparah dengan adanya fenomena perlambatan ekonomi global yang menyebabkan harga kaca lembaran menjadi terkoreksi di level regional. Hal ini membuat produk impor kaca lembaran yang masuk ke Indonesia menjadi semakin murah.

Padahal saat ini pasar kaca lembaran dalam negeri tengah menghadapi ancaman serbuan impor akibat turunnya serapan kaca lembaran di China terhadap pasokan kaca lembaran regional.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×