kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,16   6,41   0.71%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas murah, industri bisa tumbuh 8%


Selasa, 16 Agustus 2016 / 20:21 WIB
Harga gas murah, industri bisa tumbuh 8%


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kementerian Perindustrian menambah sejumlah sektor industri yang diusulkan mendapatkan insentif penurunan harga gas. Mereka adalah industri pulp dan kertas, makanan dan minuman, tekstil dan alas kaki serta industri ban.

Dengan demikian, total ada sepuluh sektor yang diusulkan menerima penurunan harga gas. Kebutuhan 10sektor itu mencapai 2.230 MMSCFD per tahun.

Sebelumnya, dalam Peraturan Menteri ESDM No 16/2016 disebutkan tujuh sektor industri yang menerima penurunan harga ialah industri pupuk, industri petrokimia, industri oleokimia, industri baja, industri keramik, industri kaca, dan industri sarung tangan karet.

Penambahan sektor baru ini diputuskan dengan dua pertimbangan. Pertama, demi meningkatkan daya saing industri dalam negeri dan produk ekspor yang merupakan sumber devisa negara.

Kedua, menjaga iklim usaha yang seimbang dengan kompetitor dari negara pesaing. Terutama dalam hal harga gas sebgai komponen yang besar dalam struktur biaya produksi.

Penurunan harga gas diperkirakan bisa meningkatkan pertumbuhan industri. “Bisa tumbuh 7%-8%,” ujar
Direktur Jenderal Industri Agro Kemperin Panggah Susanto di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (15/8).

Kondisi saat ini, rata-rata harga gas untuk sektor industri terbilang tinggi yaitu US$ 9,5 per MMBTU. Kementerian Perindustrian lantas mengusulkan penurunan harga gas yang lebih rendah dibanding yang ditetapkan Kementerian ESDM sebelumnya US$ 6 per MMBTU.

Harga gas yang tinggi menyebabkan turunnya pertumbuhan industri yang menjadikan gas sebagai bahan baku karena gas merupakan komponen utama dalam struktur biaya produk. Seperti industri pupuk dan petrokimia yang menerima harga gas US$ 6,28-US$ 16,7 per MMBTU. Gas mencapai 70% dari biaya produksi.

Demikian pula, harga yang tinggi di industri yang menjadikan gas sebagai bahan bakar menjadi salah satu penyebab pertumbuhan negatif. Seperti di industri tekstil serta pulp dan kertas.

Dengan total delapan perusahaan kebutuhan gas mencapai 302 MMSCFD per tahun dengan harga US$ 9.15-US$ 11 per MMBTU. Biaya gas berkontribusi 8%-32% dari total biaya produksi. Industri ini mengalami penurunan 0,11% dibanding tahun lalu.

Sementara industri tekstil dan alas kaki dengan 98 perusahaan membutuhkan 36 MMSCFD per tahun dengan harga US$ 12-US$16 per MMBTU. Biaya gas mencapai 5%-10% dari komponen biaya produksi. Tahun lalu industri tekstil dan alas kaki turun 0,41%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×