Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Harga jagung turun untuk pertama kalinya dalam satu pekan terakhir. Harga jagung tersebut susut karena munculnya kekhawatiran penurunan permintaan akibat penurunan kinerja ekonomi global.
Harga jagung di Chicago Board of Trade untuk pengiriman Desember turun 2,6% menjadi US$ 6,9025 per bushel. Sementara di Singapura, harga jagung bertengger di harga US$ 6,9775 pada pukul 01:29 waktu Singapura.
Sementara itu harga jagung di bursa berjangka kemarin naik sebanyak 5,7% menjadi US$ 7,13, tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 15 September 2011. Berbeda dengan harga gandum yang justru naik 38% sejak 15 Juni.
Kenaikan harga gandum terjadi karena adanya cuaca panas dan kering di lahan pertanian di negara produsen terbesar dunia, yaitu Amerika Serikat (AS).
Persediaan jagung di AS sebelum panen diperkirakan turun 25% atau terendah sejak 1996. Penurunan produksi jagung di AS terjadi karena turunnya hasil panen tahun 2011. Prediksi produksi jagung ini nanti akan diumumkan oleh Departemen Pertanian AS pada 11 Juli lalu.
"AS hampir kehabisan jagung," kata Luke Mathews, ahli komoditas strategis dari Commonwealth Bank Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News