kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Kabel Fluktuatif Tergantung Harga Tembaga dan Aluminium Dunia


Senin, 26 Februari 2024 / 13:57 WIB
Harga Kabel Fluktuatif Tergantung Harga Tembaga dan Aluminium Dunia
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan kabel melihat bisnis kabel terus menunjukkan kinerja positif hingga 2024. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/aww/16.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan kabel melihat bisnis kabel terus menunjukkan kinerja positif hingga 2024 ini. Tren positif ini akan dimanfaatkan oleh perusahaan kabel untuk meningkatkan kinerja setelah pada 2022 permintaan terhadap kabel cenderung stagnan.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) Noval Jamalullail mengatakan, prospek bisnis kabel di tahun 2024 ini semakin membaik yang bisa terlihat sejak awal 2023. 

"Order kabel untuk beberapa proyek dari pemerintah, swasta, dan retail (pasaran umum) sudah meningkat mendekati normal sebelum masa Covid-19," ujarnya kepada KONTAN, Jumat, (16/2).

Baca Juga: Penjualan Kabel Jembo Cable Company (JECC) Bakal Semakin Membentang

Berbicara soal harga, kata Noval, harga kabel tetap berfluktuatif karena tergantung dari harga tembaga dan aluminium dunia yang termasuk dalam bahan komoditi global internasional. "Namun (harga kabel) masih dalam level yang normal dan baik," sambungnya.

Menurutnya, hal tersebut juga ditandai dengan fluktuasi yang terjadi masih dalam range kurang lebih 5% di mana tidak ada kenaikan atau penurunan yang ekstrem dari 2023 sampai sekarang.

Sementara itu, emiten produsen kabel PT Voksel Electric Tbk (VOKS) menyatakan tren harga kabel tahun ini ada sedikit kenaikan. VOKS akan memanfaatkan peluang kenaikan harga ini untuk meningkatkan kinerja.

Corporate Secretary Voksel Electric Masrana mengatakan, tren harga kabel saat ini ada sedikit kenaikan dibandingkan harga tahun sebelumnya. Kenaikan harga kabel menyentuh di kisaran 5% - 10% dan tergantung type.

Ia menuturkan strategi Voksel Electric tahun ini akan tetap berfokus pada efisiensi dan produktivitas. Voksel juga tetap mencari terobosan untuk produk kualitas lebih baik tapi dari sisi harga bisa lebih bersaing.

"Strategi lain yaitu business value chain kami akan di optimalkan, mengingat pemegang saham pengendali kami adalah pemain kabel kelas dunia," kata Masrana kepada KONTAN, Kamis (15/2). 

 

Pada Desember 2023, Voksel Electric mengumumkan adanya pengendali baru yaitu perusahaan asal Hong Kong, Hengtong Optic-Electric International Co. Ltd. Perusahaan asal Hong Kong tersebut membeli saham VOKS sebanyak sejumlah 1,78 miliar saham atau setara 42,97%.

Mengenai target bisnis tahun ini, Marsina menyampaikan ada sedikit konservatif untuk target tahun ini dibanding tahun lalu. Hal ini lantaran tahun politik sehingga perusahaan mempertimbangkan banyak.

VOKS akan memanfaatkan gencarnya pembangunan. Jika ada peningkatan tren pembangunan di sekitar properti, otomatis kebutuhan kabel akan meningkat. Hal ini akan berdampak pada perkembangan bisnis Voksel.

Penjualan di sektor kabel listrik mengalami peningkatan atas proyek Material Distribusi Utama (MDU) dan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Peningkatan didasarkan atas peningkatan penjualan di tahun 2023 dan efisiensi manufacturing cost.

Produsen kabel, PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) optimis kinerja penjualan akan meningkat di tahun 2024. Hal ini tak lepas dari jumlah permintaan kabel yang diprediksi akan meningkat dibandingkan tahun lalu.

Direktur Jembo Cable Company Antonius Benady mengatakan, JECC menargetkan target penjualan bisa tumbuh hingga 24% di tahun ini. Sementara untuk laba bersih ditargetkan naik sekitar 3,5% hingga 4% dari penjualan.

"Estimasi peningkatan penjualan kabel JECC berkisar 24% dibandingkan tahun lalu, di mana realisasi penjualan sebelum diaudit mencapai Rp 3 triliun pada tahun 2023," kata Antonius kepada Kontan, Kamis (15/2).

Untuk mencapai target tersebut, JECC menyiapkan sejumlah strategi, antara lain, pembelian mesin dan menggencarkan perluasan segmen penjualan.

Baca Juga: VOKS Memprediksi Harga Kabel Naik

"Strategi yang akan dilakukan yakni melakukan investasi pembelian mesin untuk meningkatkan kapasitas, serta memperluas segmentasi penjualan. Anggaran yang disiapkan sekitar Rp75 miliar yang berasal dari fasilitas bank dan internal perusahaan," ujarnya.

Di sisi lain, Antonius menerangkan bahwa tren harga kabel saat ini tidak banyak mengalami perubahan, karena bahan baku untuk memproduksi kabel masih relatif stabil.

"Harga kabel saat ini tidak ada perubahan yang signifikan karena harga bahan baku utama tembaga relatif stabil. Harga kabel tergantung dari ukuran dan jenis yang jumlahnya mencapai ribuan," ucapnya.

Asal tahu saja, JECC memproduksi berbagai jenis kabel, seperti kabel listrik tegangan rendah, kabel listrik tegangan menengah, kabel transmisi udara atau distribusi, kabel telekomunikasi, kabel instrumen, kabel kontrol, kabel listrik dengan lapisan Metal Corrugated Kabel marine untuk kebutuhan Shipboard, Offshore dan lain-lain, serta kabel tahan api dan kabel dengan kemampuan menahan rambatan api (flame retardant).

 

Selanjutnya: Dipengaruhi Harga Komoditas, Setoran PNBP Anjlok di Awal Tahun 2024

Menarik Dibaca: Kaya Nutrisi, Ketahui 9 Manfaat Konsumsi Pepaya untuk Kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×