kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Harga Kakao Menjulang, Bisnis Cokelat Tetap Laris


Rabu, 12 Februari 2025 / 21:50 WIB
Harga Kakao Menjulang, Bisnis Cokelat Tetap Laris
ILUSTRASI. Pekerja menunjukkan biji kakao. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/hp.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis cokelat dipandang memiliki peluang yang menjanjikan pada 2025 sekalipun harga biji kakao yang jadi bahan baku produk tersebut terus mengalami lonjakan dalam beberapa waktu terakhir.

Mengutip situs Trading Economics, harga biji kakao global berada di level US$ 10.223 per ton pada Rabu (12/2) pukul 18.15 WIB atau melesat 71,21% year on year (YoY) dalam setahun terakhir. 

Baca Juga: Mengonsumsi Cokelat Bisa Menaikkan Gula Darah dan Asam urat Lho!

Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia (Dekaindo) Soetanto Abdullah menyampaikan, harga biji kakao diprediksi tetap volatil sepanjang 2025 berjalan di rentang US$ 8.000--11.000 per ton. "Ini karena kondisi supply-demand terhadap komoditas tidak banyak berubah," ujar dia, Rabu (12/2).

Risiko gangguan pasokan masih bisa terjadi mengingat dua negara produsen kakao terbesar yakni Ghana dan Pantai Gading sempat dilanda cuaca buruk dan wabah penyakit Cocoa Swollen Shoot Virus (CSSV).

Dekaindo juga menilai, industri kakao nasional maupun turunannya seperti produk olahan cokelat tetap memiliki peluang untuk tumbuh. Hal ini didukung oleh potensi kenaikan produksi biji kakao nasional dalam waktu dekat.

Pihak Dekaindo belum memiliki data realisasi produksi biji kakao nasional pada 2024. Walau begitu, menurut International Cocoa Organization (ICCO), produksi kakao Indonesia pada periode 2024/2025 akan meningkat sekitar 20.000 ton dari tahun sebelumnya. 

Baca Juga: Nilai Tukar Petani Meningkat 0,73% pada Januari 2025

Sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kakao nasional tercatat sebanyak 632.120 ton pada 2023 atau turun 2,84% dari tahun sebelumnya. Produksi biji kakao nasional banyak disumbang dari Pulau Sulawesi.

Mayoritas hasil produksi biji kakao nasional ditujukan untuk kebutuhan pasar domestik. Dalam hal ini, sebagian besar hasil produksi komoditas tersebut diserap oleh perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia.

"Hanya sebagian kecil saja yang diolah oleh perusahaan berskala UMKM yang biasanya mengolah dari biji menjadi cokelat siap konsumsi atau bean to bar," ungkap Soetanto.



TERBARU

[X]
×