kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Harga karet alam semakin melar


Selasa, 18 Januari 2011 / 10:38 WIB
Harga karet alam semakin melar


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga karet alam di Tokyo Commodity Exchange terus naik. Kemarin (17/1), harga karet untuk pengiriman bulan Juni 2010 mencapai US$ 5.551 per ton. Menurut data Bloomberg, dari awal Januari lalu kenaikan harga karet mencapai 11%.

Tren kenaikan tersebut jelas membuat kalangan industri pengguna karet khawatir. Soalnya, tahun lalu, harga tersebut juga terus naik. Bahkan, kalau dihitung, kenaikan secara total dari awal tahun 2010 hingga kemarin sudah mencapai 50%.

Menurut Ker Chung Yang, Analis Phillip Futures, penyebab kenaikan harga tahun ini adalah berkat lonjakan permintaan. "Permintaan pasar sangat tinggi, terutama permintaan dari China," katanya seperti dikutip Bloomberg kemarin (17/1).

Di sisi lain, menurut survei yang dilakukan di 10 tempat gudang karet di China, stok karet yang ada cuma 68.675 ton. Cadangan ini lebih rendah dibandingkan stok tahun lalu yang mencapai 151.832 ton.

Terganggu curah hujan

Ketua Dewan Karet Nasional (DKN) Azis Pane mengaku terperanjat dengan kenaikan harga karet tersebut. "Ini kenaikan sangat luar biasa," katanya kepada KONTAN, kemarin (17/1). Bahkan, menurut Aziz, kenaikan harga ini cukup fantastis dan di luar prediksi banyak orang.

Ia sependapat, kenaikan harga itu terjadi karena suplai dan permintaan karet tidak seimbang. Suplai di daerah produsen karet di Thailand dan juga Indonesia terganggu karena tingginya curah hujan sehingga menyulitkan proses penyadapan. "Padahal jika sehari petani tidak bekerja, maka itu pengaruhnya sangat besar bagi suplai karet dunia," terang Aziz.

Masalah gangguan suplai juga dibenarkan Asril Sutan Amir, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO). Ia menyatakan, cuaca memang memperburuk proses penyadapan sehingga suplai produksi karet ke pasar berkurang. Alhasil, harga bisa lebih tinggi lagi. "Ada prediksi harga karet itu berpotensi naik lagi," terang Asril.

Prediksi tersebut tidak berlebihan. Soalnya, permintaan karet dari industri ban kendaraan bermotor naik. Menurut Aziz, permintaan karet untuk kebutuhan industri ban terutama datang dari India dan China. "India saja sekarang kekurangan karet sebanyak 500.000 ton," katanya.

Maklum, permintaan mobil di India meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Akibatnya, permintaan ban mobil juga melonjak tinggi.
Bukan hanya India dan China. Menurut Aziz, kondisi serupa juga terjadi di Amerika Serikat, sehingga permintaan karet alam untuk industri otomotif di negara adidaya tersebut juga sulit dipenuhi.

Aziz menyebutkan, kebutuhan ban untuk mobil penumpang di Amerika Serikat tahun lalu mencapai 59,6 juta unit. Jumlah tersebut naik menjadi sekitar 64 juta unit tahun 2011 ini.

"Sementara alternatif sumber karet dari karet sintetis tidak bisa diharapkan, bahan baku minyak dunia juga naik," ucap Aziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×