Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Harga komoditi karet turun ke posisi terendah dalam sebulan terakhir karena spekulasi China bakal meningkatkan suku bunga untuk mengganjal inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu para produsen mobil di Jepang yang berkurang produksinya pun membuat pasar memperkirakan permintaan karet bakal berkurang.
Kontrak karet untuk pengiriman Oktober di Tokyo Commodity Exchange turun ke posisi ¥ 384,3 per kilogram atau sekitar US$ 4.696 per metrik ton. Harga ini terendah sejak 17 Maret.
Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar dunia mengatakan produksi global turun 30% menjadi 542.465 mobil di bulan Maret. Penurunan terbesar terjadi di Jepang setelah gempat bumi. "Pengurangan produksi mobil memberi efek negatif pada permintaan karet," kata Hisaaki Tasaka, analis broker ACE Koeki Co di Tokyo kepada Bloomberg.
Asosiasi Negara-negara Produsen Penghasil Karet Alam mengatakan para petani karet di Thailand, Indonesia, dan Malaysia mengurangi penyadapan mulai Februari hingga Mei ketika musim gugur daun dan produksi lateks turun.
Harga karet untuk pengiriman September di Shanghai turun 2% menjadi 32.620 yuan atau US$ 4.999 per ton pada pukul 11.06 waktu setempat. Berdasarkan laporan mingguan Shanghai Future Exchange 22 April yang menyurvei 10 gudang di Shanghai, Shandong, Yunnan, Hainan, dan Tianjin, stok di gudang-gudang tersebut turun 1.222 ton dalam 11 pekan ke posisi 14.717 ton. Angka ini merupakan stok terendah dalam delapan tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News