Reporter: Handoyo, Adi Wikanto | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Pemerintah kembali menetapkan harga khusus pembelian kedelai kepada perajin kemarin (10/9). Harga yang ditetapkan kini sebesar Rp 8.490 per kilogram (kg).
Meski begitu, harga ini masih belum sesuai hitungan perajin tempe tahu. Tak pelak, aksi mogok produksi yang dilakukan sejak Senin (9/9) masih akan berlanjut sampai Rabu (11/9). "Harapan kami masih bisa lebih rendah dari harga itu," ujar Suyanto, Sekretaris Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Selasa (10/9).
Harga khusus kedelai itu merupakan hasil pembahasan Kementrian Perdagangan (Kemdag), Gakoptindo dan beberapa importir kedelai seperti PT FKS Multi Agro Tbk, PT Gerbang Cahaya Utama, PT Jackson Niagatama, PT Setyacipta Ekatama serta PT Sukabumi Serasi Indah.
Seperti diketahui, aksi mogok produksi tiga hari itu lantaran harga kedelai meroket. Kebijakan harga jual perajin (HJP) bulan Agustus sebesat Rp 7.700 per kg yang diharapkan mampu membuat harga kedelai lebih stabil malah dihapuskan oleh Kementrian Perdagangan (Kemdag).
Alasanya, importir mengalami kerugian dengan penetapan HJP sehingga tak ada suplai barang. Agar pasokan kedelai terjamin, pemerintah menghapus kebijakan itu.
Sebagai jalan tengah, Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan mengabulkan permintaan perajin tahu tempe dengan memberikan harga khusus. Namun, harga khusus ini hanya untuk 11.500 ton kedelai di bulan September. "Harga khusus untuk wilayah Jabodetabek, kebutuhan wilayah itu sendiri mencapai 8.000 ton kedelai," kata Gita.
Menurut Suyanto, volume tersebut masih kurang karena itu hanya sekitar 8,5% dari seluruh total kebutuhan kedelai yakni sebanyak 135.000 ton per bulan.
Stok kedelai
Enny Sri Hartati, Direktur Institute Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan, untuk menurunkan harga kedelai, importir sebaiknya melepaskan stok kedelai supaya harga tidak terlalu tinggi.
Menurut dia, harga kedelai impor di pasaran saat ini tak sesuai dengan harga internasional. "Di pasar internasional, harga kedelai stabil bahkan Agustus menurun," kata Enny.
Kemdag mencatat, hingga Jumat pekan lalu (6/9) stok kedelai yang berada di tangan importir mencapai 130.000 ton. Sedang kedelai yang akan masuk lagi 163.000 ton.
Pemerintah, lanjut Enny harus memanfaatkan Perum Bulog untuk menstabilkan harga kedelai. Saat ini, kuota volume impor Perum Bulog masih lebih kecil daripada perusahaan swasta. Pada paruh kedua tahun ini, Bulog mendapatkan izin impor kedelai sebanyak 100.000 ton.
Perusahaan swasta yang mendapatkan alokasi impor kedelai terbesar adalah PT FKS Multi Agro Tbk mencapai 210.600 ton. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News