kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas dongkrak pendapatan Intraco


Senin, 02 Oktober 2017 / 06:40 WIB
Harga komoditas dongkrak pendapatan Intraco


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebangkitan harga komoditas membawa berkah bagi PT Intraco Penta Tbk. Ini tercermin dari meningkatnya penjualan alat berat oleh emiten berkode saham INTA di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penjualan alat berat INTA naik 86% pada Januari-Agustus 2017, dibandingkan periode sama tahun lalu.

Mengutip catatan internal INTA, penjualan alat berat hingga akhir Agustus mencapai Rp 696 miliar. Sementara periode yang sama tahun lalu penjualan perusahaan ini hanya Rp 375 miliar.

Secara jumlah, penjualan alat berat INTA juga melejit. Bila Januari-Agustus 2016 INTA hanya mampu menjual 235 unit alat berat, di delapan bulan pertama tahun ini penjualan alat berat emiten ini naik 57% menjadi 368 unit.

George Setiadi, Direktur Intraco Penta Prima Servis, anak usaha INTA khusus penjualan alat berat merek Volvo dan SDLG, menjelaskan, bergairahnya harga-harga komoditas berdampak positif terhadap perusahaanya.

Oleh karenanya, Intraco Penta Prima Servis, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk menggenjot penjualan. "Sebagai perusahaan berpengalaman dibidang alat berat, dengan cepat mengambil peluang setelah penjualan stagnan beberapa tahun," kata George, dalam keterangan pers, Minggu (1/10).

Lebih rinci George mengatakan, porsi penjualan alat berat di sektor pertambangan batubara masih mendominasi, yakni mencapai 62%. Sementara untuk pertambangan non batubara menyumbang 16%, proyek infrastruktur 10%, dan industri umum, kehutanan, agro mengambil porsi 12%.

Beberapa wilayah yang banyak mencatatkan permintaan alat berat adalah Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Salah satu alat berat yang cukup diminati oleh para pelaku usaha khususnya dibidang pertambangan adalah produksi Volvo CE, seperti jenis articulated dump truck.

Walaupun memiliki tren penjualan positif, Intraco Penta belum berencana mengubah target pendapatan. Tahun ini INTA menargetkan pendapatan tumbuh 20% dibandingkan posisi tahun 2016 sebesar Rp 1,51 triliun.

Ferdinand D, Investor Relation Strategist Intraco Penta mengatakan, harga komoditas yang masih fuktuatif menjadi alasan perusahaan tidak terburu-buru menaikkan target. "Harga komoditas bisa fluktuatif termasuk juga tambang," ujar Ferdinand, kepada KONTAN, Minggu (10/1).

Agar bisnis INTA tidak terombang-ambing oleh naik dan turunnya harga komoditas yang tidak menentu, perusahaan ini masuk ke bisnis listrik. Tujuannya agar di tahun 2020 mendatang terjadi keseimbangan dan recurring income.

Catatan saja, INTA baru saja mengambil alih 30% saham PT Petra Unggul Sejahtera. Kepemilikan INTA setara 68.124 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 68,12 miliar. Investasi pada Petra Unggul Sejahtera tercatat sebagai aktiva jangka panjang INTA.

Petra Unggul Sejahtera merupakan induk perusahaan yang memiliki entitas anak yakni TJK Power. TJK mengelola Pembangkit PLTU Batam berkapasitas 2 x 55 MW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×