kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,63   -8,92   -0.98%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas tertekan, kinerja keuangan anak usaha MIND ID merosot


Selasa, 29 September 2020 / 17:43 WIB
Harga komoditas tertekan, kinerja keuangan anak usaha MIND ID merosot
ILUSTRASI. Foto udara pabrik pengolahan nikel milik PT Aneka Tambang Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (24/8/2020).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja sejumlah perusahaan yang tergabung dalam holding pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau MIND ID mengalami tekanan sepanjang paruh pertama 2020.

Hal ini tak lepas dari koreksi yang dialami harga sejumlah komoditas yang menjadi tumpuan pendapatan perusahaan-perusahaan tersebut.

PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum misalnya. Per semester I-2020 lalu Inalum meraup pendapatan sebesar Rp 3,03 triliun.

Jumlah ini turun 8,45% (yoy) dibandingkan hasil di semester I-2019 sebesar Rp 3,31 miliar. Laba bersih Inalum juga tergerus sebesar 59,92% (yoy) dari Rp 257 miliar di semester I-2019 menjadi Rp 103 miliar di semester I-2020.

Baca Juga: Antam Mengintip Peluang Menggarap Blok Wabu Eks Lahan Freeport

Nasib serupa juga dialami oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang di semester I-2020 kemarin mengalami penurunan pendapatan sebesar 36,06% (yoy) menjadi Rp 9,22 triliun, padahal di semester I-2019 perusahaan ini mencetak pendapatan sebesar Rp 14,42 miliar.

Laba bersih ANTM ikut anjlok hingga 80,14% (yoy) menjadi Rp 85 miliar di semester I-2020. Sebaliknya, di semester I-2019 lalu ANTM meraih laba bersih sebesar Rp 428 miliar.

PT Timah Tbk (TINS) juga mengalami penurunan pendapatan sebesar 18,50% (yoy) dari Rp 9,78 miliar di semester I-2019 menjadi Rp 7,97 miliar di semester I-2020.

Masih di semester I-2020, TINS menderita rugi bersih sebesar Rp 390 miliar, padahal di semester I-2019 lalu emiten ini mengantongi laba bersih sebesar Rp 205 miliar.

Baca Juga: Erick Thohir rombak jajaran direksi PT Pos Indonesia, ini susunannya

Adapun anak usaha MIND ID di sektor tambang batubara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) belum merilis laporan keuangan semester I-2020 hingga artikel ini dibuat.

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak menyampaikan, penurunan kinerja sejumlah anak usaha MIND ID sangat dipengaruhi oleh lesunya harga beberapa komoditas tambang yang disertai rendahnya permintaan.

Ia memberi contoh, harga komoditas aluminium global sepanjang semester satu lalu turun 12% secara year to date (ytd). Begitu pula dengan harga batubara global yang merosot 9% (ytd) serta bauksit yang terkoreksi 7% (ytd). Penurunan terbesar dialami oleh harga timah global sebesar 19% (ytd).

Hanya harga emas global yang masih mampu melonjak 25% (ytd) di semester pertama kemarin. Kenaikan tersebut tak lepas dari tingginya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global di masa pandemi Covid-19.

“Harga yang tertekan dan demand yang berkurang ini pada akhirnya mempengaruhi kondisi keuangan MIND ID,” ungkap Orias dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (29/9).

Baca Juga: Dirut Freeport: Proyek Smelter Bisa Rugikan Perusahaan

Penurunan kinerja sejumlah anak usaha MIND ID berdampak pada sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Tercatat, nilai PNBP MIND ID secara konsolidasi di semester I-2020 sebesar Rp 1,86 miliar. Angka ini masih terlampau jauh dibandingkan realisasi PNBP dari MIND ID di tahun 2019 sebesar Rp 6,75 miliar.

Dia menambahkan, semenjak pandemi Covid-19 melanda, seluruh anggota MIND ID telah rutin melakukan pembahasan secara internal maupun bersama Kementerian BUMN terkait uji kondisi terburuk perusahaan atau stress test.

Dari situ, perusahaan-perusahaan di bawah MIND ID memang harus melakukan efisiensi bisnis secara ketat namun tanpa ada kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, baik di kantor pusat maupun di wilayah pertambangan. “Tidak ada PHK. Itu pilihan paling akhir,” tegas Orias.

Menurutnya, peluang perbaikan kinerja MIND ID tetap terbuka mengingat di awal semester kedua harga sejumlah komoditas mulai menunjukan tren perbaikan.

“Harga sudah mulai membaik di bulan Juli dan Agustus. Harapannya kinerja bisa kembali membaik di akhir tahun nanti,” tutup dia.

Selanjutnya: Tambang emas eks Freeport bakal diserahkan ke Antam, begini pendapat IMA dan Perhapi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×