Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Ia memberi contoh, harga komoditas aluminium global sepanjang semester satu lalu turun 12% secara year to date (ytd). Begitu pula dengan harga batubara global yang merosot 9% (ytd) serta bauksit yang terkoreksi 7% (ytd). Penurunan terbesar dialami oleh harga timah global sebesar 19% (ytd).
Hanya harga emas global yang masih mampu melonjak 25% (ytd) di semester pertama kemarin. Kenaikan tersebut tak lepas dari tingginya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global di masa pandemi Covid-19.
“Harga yang tertekan dan demand yang berkurang ini pada akhirnya mempengaruhi kondisi keuangan MIND ID,” ungkap Orias dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (29/9).
Baca Juga: Dirut Freeport: Proyek Smelter Bisa Rugikan Perusahaan
Penurunan kinerja sejumlah anak usaha MIND ID berdampak pada sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Tercatat, nilai PNBP MIND ID secara konsolidasi di semester I-2020 sebesar Rp 1,86 miliar. Angka ini masih terlampau jauh dibandingkan realisasi PNBP dari MIND ID di tahun 2019 sebesar Rp 6,75 miliar.
Dia menambahkan, semenjak pandemi Covid-19 melanda, seluruh anggota MIND ID telah rutin melakukan pembahasan secara internal maupun bersama Kementerian BUMN terkait uji kondisi terburuk perusahaan atau stress test.
Dari situ, perusahaan-perusahaan di bawah MIND ID memang harus melakukan efisiensi bisnis secara ketat namun tanpa ada kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, baik di kantor pusat maupun di wilayah pertambangan. “Tidak ada PHK. Itu pilihan paling akhir,” tegas Orias.
Menurutnya, peluang perbaikan kinerja MIND ID tetap terbuka mengingat di awal semester kedua harga sejumlah komoditas mulai menunjukan tren perbaikan.
“Harga sudah mulai membaik di bulan Juli dan Agustus. Harapannya kinerja bisa kembali membaik di akhir tahun nanti,” tutup dia.
Selanjutnya: Tambang emas eks Freeport bakal diserahkan ke Antam, begini pendapat IMA dan Perhapi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News