Reporter: Femi Adi Soempeno |
JAKARTA. Harga lada terus membukukan peningkatan yang signifikan sejak awal bulan ini. Pada 1 Juli 2010 lalu, harga lada masih berkisaran di level Rp 43.000 per kg, dan sejak akhir pekan lalu, Jumat (16/7) hingga awal minggu ini, Senin (19/7) harga lada bertahan di level Rp 48.500 per kg. Dus, ada kenaikan sebesar 12,7%.
Harga lada rata-rata mingguan pada minggu lalu juga merupakan yang paling tinggi sepanjang tahun ini, yaitu Rp 46.700 per kg. Asal tahu saja, level Rp 40.000-an ini sudah enggan turun lagi sejak akhir Maret 2010 silam
Asal tahu saja, lada putih merupakan komoditas jagoan Bangka dan Belitung yang kesohor ke seluruh dunia. Pelabuhan Muntok di Bangka sebagai pintu ekspor akhirnya dikenal sebagai merek lada putih berkualitas, yaitu Muntok White Pepper.
Sayangnya, nama besar lada putih Bangka Belitung tersebut tidak diimbangi dengan upaya pengembangan perkebunan lada. Pasalnya, areal perkebunan lada di Bangka dan Belitung justru kian menciut karena menjadi lahan tambang timah atau kebun kelapa sawit.
Data Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan, luas perkebunan lada di Bangka Belitung terus menyempit. Tahun 1990-an, ketika harga lada putih melonjak, luas perkebunan lada di Bangka Belitung mencapai 90.000 hektare. Tahun 2002-2003, lahan perkebunan itu menyusut menjadi 60.000 hektar dengan produksi 60.000 ton lada putih.
Tahun 2008, luas perkebunan lagi-lagi menyusut menjadi tinggal 33.000 hektare, dengan luas perkebunan yang sudah menghasilkan hanya 15.000 hektare. Jumlah produksi lada putih tahun 2008 tercatat hanya 15.000 ton.
Namun, petani lada juga beralih menjadi petani kelapa sawit karena tanaman sawit aman terhadap penyakit tumbuhan. Maklum, lada rentan penyakit kuning dan penyakit busuk pangkal batang.
Selain itu, meluasnya perkebunan kelapa sawit juga membikin luas hutan menyusut; sehingga kayu menjadi langka. Padahal, petani lada sangat membutuhkan kayu untuk media merambat tanaman lada atau tiang panjat.
Selama ini, produksi lada Bangka Belitung belum maksimal karena tiang panjat yang dipakai adalah tonggak kayu, bukan pohon yang masih hidup. Asal tahu saja, nestinya tiang panjat tersebut adalah pohon hidup karena dapat memperpanjang usia tanaman lada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News