kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Satu Minggu Terakhir, Harga Lada Terus Naik


Kamis, 03 Juni 2010 / 13:15 WIB


Reporter: Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Harga kontrak lada di Bursa India untuk pengiriman bulan Juni 2010 sebesar Rupee 16.505,00 per kuintal atau naik 86,00 poin dengan volume transaksi 9.321 kuintal. Sementara di pasar spot India, harga turun di level Rupee 16.397,05 per kuintal atau terkoreksi sebesar 226,70 poin.

Menurut data yang dilansir oleh Bappebti, harga lada hitam satu minggu terakhir ini naik sampai level Rp 27.072 per kilogram; level yang paling tinggi sejak awal tahun. Harga Lada hitam di pasar domestik terus berflukuiasi sejak awal tahun dari level Rp 23.000-an hingga Rp 27.000-an per kilogram. Level terendah sepanjang tahun ini ada di harga Rp 23.603 per kilogram pada tanggal 7 April 2010 lalu.

Sementara itu, harga harga lada hitam di Bursa London sejak awal tahun cenderung stabil di kisaran US$ 3.500-US$ 3.600 per ton, sebelum akhirnya naik ke level US$ 3.850 per ton. Asal tahu saja, pergerakan harga lada hitam di dalam negeri tidak searah dengan pergerakkan harga lada hitam di Bursa spot London. Malahan, tren harga lada hitam disaat harga internasional cenderung stabil disebabkan kualitas Lada di dalam negeri tergolong rendah.

Di Indonesia, Lada putih Bangka atau Muntok white pepper disukai karena memiliki aroma dan rasa pedas yang tak dimiliki lada putih produksi negara lain. Asal tahu saja, selama ini, pasar lada putih di dunia didominasi lada putih dari India. Namun, lada putih India tak beraroma dan rasa yang tak seenak lada putih Bangka. Kekurangan lada putih Bangka dibandingkan lada putih India hanya ukuran buah yang kecil.

Muntok White Pepper masih menjadi ikon yang akan kembali dikembangkan oleh pemerintah daerah. Namun, meski harga lada terus meningkat, masyarakat Bangka Belitung tak meminati penanaman lada. Soalnya, harga lada yang berfluktuasi membikin masyarakat Bangka Belitung memilih untuk menjadi penambang, berkebun kelapa sawit, karet, dan cokelat.

Pemerintah Bangka Belitung kini terus menggiatkan revitalisasi lada putih sejak tahun 2009 melalui program pemberian bantuan bibit lada gratis kepada petani. Jumlah bibit yang telah diberikan 250.000 batang. Nah, tahun ini bibit lada akan kembali dibagikan kepada petani secara gratis. Namun, petani mengelola sendiri kebun pembibitannya. Di Bangka belitung, luas total kebun pembibitan tanaman lada ditargetkan mencapai 86 hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×