Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Siap-siap, harga makanan dan minuman akan diperkirakan naik mendekati bulan Ramadan dan Lebaran. Kenaikan harga terjadi pada produk makanan dan minuman olahan.
"Kemungkinan harga produk makanan dan minuman olahan naik 5%-7%," kata Direktur Industri Makanan Kementerian Perindustrian, Faiz Ahmad di Jakarta, Kamis (28/6).
Kenaikkan harga jual produk makanan dan minuman olahan itu terjadi karena beberapa faktor. Faktor pertama adalah, meningkatnya permintaan. Kedua, biaya produksi industri makanan dan minuman olahan juga naik menjelang Lebaran.
Faiz bilang, untuk memenuhi permintaan, produsen makanan dan minuman olahan diproyeksi meningkatkan kapasitas produksi 15% sampai 20%.
Untuk menambah kapasitas produksi inilah yang membuat harga produksi kian mahal. Sebab, pemakaian gas yang melampaui kuota, bisa dikenakan charge tambahan sebesar 150% sampai 250% dibandingkan harga gas pada biasanya.
Hal ini diamini oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani. Dia bilang kenaikan harga jual menjelang Ramadan dan Lebaran tidak semata mendongkrak laba saja. "Sulit untuk menghitung laba, karena biaya produksi kami pasti naik," terang Franky.
Menurut dia, kenaikan harga jual produk makanan dan minuman olahan itu menutup kenaikan beban perusahaan. Karena, kata Franky, harga bahan baku akan naik menjelang Lebaran. Selain itu, harga kemasan makanan dan minuman juga akan naik menjelang hari raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News