Reporter: Gentur Putro Jati |
NUSA DUA. PT Garuda Indonesia (Persero) menunda rencana menjual 8 unit pesawat Boeing seri klasik miliknya tahun ini karena harga jual di pasar masih rendah.
"Kami sudah coba menjualnya, tetapi belum bisa karena memang harga di pasar masih terlalu rendah. Sebagai BUMN, kami harus menjual minimal seharga Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Namun rata-rata harga pasar masih dibawah yang ditargetkan," kata Direktur Operasi Garuda Indonesia Ari Sapari, Rabu (22/9).
Sayang, Ari mengaku tidak ingat berapa harga satu unit pesawat bekas yang terdiri dari Boeing 737-300, 400 dan 500 seri klasik tersebut. Namun, menurutnya harga jual pesawat yang masih rendah itu disebabkan karena industri penerbangan diluar negeri khususnya Eropa masih belum bergairah. Berbeda halnya dengan industri penerbangan di kawasan Asia Pasifik yang terus tumbuh. Karena itulah Garuda baru akan menjualnya ketika harga pesawat sudah naik.
Walhasil, "Pesawat-pesawat klasik itu masih kami gunakan untuk melayani rute domestik. Karena aset BUMN itu tidak boleh tidak diutilisasikan," jelasnya.
Awal Mei lalu, Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar memastikan akan melakukan phase out atau menyingkirkan 16 pesawat Boeing seri klasik nya seiring dengan kedatangan 24 pesawat baru tahun ini. Delapan diantaranya akan diserahkan ke anak usahanya, Citilink untuk dioperasikan. Sehingga delapan unit sisanya sebagian akan dikembalikan ke lessor dan dijual.
Sampai akhir tahun lalu, Garuda mengoperasikan 70 pesawat. Dengan rincian Boeing 747-400sebanyak 3 unit, Airbus 330-300 sebanyak 6 unit, Airbus 330-200sebanyak 4 unit, Boeing 737-800 NG sebanyak 23 unit, Boeing 737-400 sebanyak 19 unit, Boeing 737-300 sebanyak 10 unit, dan Boeing 737-500 sebanyak 5 unit. Sementara itu, sampai 2014 nanti rencananya Garuda akan mengoperasikan 116 pesawat dengan komposisi 90 pesawat Boeing 737 NG dan 26 pesawat A330-200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News