kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak belum bikin melar plastik


Rabu, 12 Oktober 2016 / 10:59 WIB
Harga minyak belum bikin melar plastik


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kendati harga minyak dunia beranjak naik, belum berdampak ke industri plastik dan petrokimia di Indonesia. Para pelaku industri yang menggunakan minyak dunia sebagai bahan baku menilai, besaran kenaikan harga minyak dunia belum signifikan. 

Pada awal pekan ini, harga minyak dunia Brent Crude berada di posisi US$ 52,41 per barel. Harga tersebut sudah naik 14% ketimbang harga minyak dunia pada pertengahan September 2016 lalu di level US$ 45,85 per barel.

Henky Wibowo, Ketua Umum Federasi Pengemasan Indonesia, menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia hingga saat ini masih dalam batas toleransi dan belum mengganggu proses produksi plastik. “Saat ini pemakaian minyak untuk bahan baku plastik sekitar 15%,” kata Henky kepada KONTAN, Senin (10/10).

Meski belum terpengaruh ke industri hilir, Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (Inaplas) sangat mewaspadai kenaikan harga minyak dunia tersebut. Maklum, Budi Susanto Sadiman, Wakil Ketua Inaplas bilang, jika harga minyak dunia naik, efeknya akan menggerus margin bisnis produk petrokimia dan plastik. 

Dalam hitungan Budi, harga minyak dunia yang terbilang aman bagi industri petrokimia dan plastik ada di rentang harga US$ 50 per barel sampai  US$ 80 per barel. "Jika harga naik, produsen biasanya akan mengurangi margin agar harga jual tidak terlalu tinggi," terang Budi.

Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh Suryandi, Sekretaris Perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Meski belum berpengaruh ke bisnis perusahaan, Suryandi bilang, akan memonitor perkembangan harga minyak dunia tersebut. "Kami tidak ada rencana mengurangi produksi karena kenaikan harga minyak," kata Suryandi, kepada KONTAN, Minggu (9/10).

Selain faktor dari bahan baku, bisnis petrokimia sejatinya juga dipengaruhi oleh permintaan pasar. Tjokro Gunawan, Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) menyebutkan, kenaikan harga produk plastik baru akan terjadi jika kenaikan harga minyak dunia seiring kenaikan permintaan. "Kalau keduanya bersatu, barulah kenaikan harga plastik tak bisa kami hindari," ujar Tjokro kepada KONTAN, Minggu (9/10). 

Meski begitu, hingga saat ini, produsen plastik belum berencana menaikkan harga jual ke konsumen. Tjokro bilang, produsen plastik masih menjual produk mereka sesuai harga referensi yang berlaku di regional. Sebab, harga mengacu tren permintaan regional dan global.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×