Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menanggapi dampak tren kenaikan harga minyak mentah dunia terhadap kelangsungan bisnis semen di Indonesia.
Mengutip trading economics, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bergerak fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir. Pada Selasa (3/10) pukul 11.00 WIB, harga minyak dunia berada di level US$ 88,16 per barel atau turun 0,74% dibandingkan posisi pada Senin (2/10) lalu.
Namun, harga minyak dunia masih dalam tren menanjak, apalagi pekan lalu harga komoditas tersebut sempat menyentuh level di atas US$ 90 per barel.
Dani Handajani, Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa mengatakan, secara umum porsi biaya bahan bakar dan energi pada biaya produksi INTP sebenarnya mencapai 47% berdasarkan data semester I-2023.
Baca Juga: Penjualan Semen Nasional Diramal Tumbuh, Begini Rekomendasi Saham INTP dan SMGR
Namun, kenaikan harga minyak dunia yang terjadi sekarang tidak berdampak langsung terhadap INTP, karena biaya energi perusahaan tersebut sebagian besar berasal dari batubara.
"Bahan bakar minyak di Indocement sebagian besar digunakan untuk pengoperasian alat-alat berat, distribusi semen, dan pembangkit listrik," kata dia, Selasa (3/10).
Terlepas dari itu, INTP tetap memiliki strategi antisipasi terhadap dampak lonjakan harga minyak dunia. Strategi ini diimplementasikan melalui peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen.
Selain itu, INTP juga mengoptimalkan sumber energi dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
INTP pun belum memiliki rencana untuk mengambil opsi penyesuaian harga semen yang dijual ke pasar seiring tingginya harga minyak dunia. "Kami belum dapat menentukan besaran kenaikan harga sampai saat ini karena tidak semua kenaikan biaya dapat diteruskan ke konsumen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News