kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak naik, produsen plastik genjot pasokan bahan baku


Senin, 07 Maret 2011 / 17:09 WIB
Harga minyak naik, produsen plastik genjot pasokan bahan baku
ILUSTRASI. PLTU Indramayu


Reporter: Yudo Widiyanto, SOfyan Nur Hidayat | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pengusaha plastik berlomba menambah cadangan bahan baku untuk mengantisipasi kenaikan harga akibat lonjakan harga minyak mentah. Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Ofelin dan Aromatik (Inaplas) Budi Susanto Sadiman mengatakan, pengusaha plastik menambah stok polyethylene (PE) dan polypropiline (PP) agar beban produksi tidak tinggi.

Dalam tiga bulan ini, Inaplas mencatat impor bahan baku plastik mencapai 650.000 ton. Angka ini meningkat 15% dari tahun 2010 lalu yang hanya 600.000 ton. Dari impor sebanyak 650.000 ton PE dan PP, sebanyak 30.000 ton adalah murni penambahan permintan sedangkan 20.000 ton untuk stok.

Budi mengatakan, akibat kenaikan harga minyak mentah, harga bahan baku seperti terus meningkat. Kenaikannya mencapai 10%. "Kalau minyak terus naik akan mengancam harga di hillirnya," kata Budi, Senin (7/3).

Pekan ini, harga PE dan PP di pasar regional sudah mencapai US$ 1.650 per ton. Ini meningkat dari awal Januari lalu yang hanya sebesar US$ 1.450 per ton. Menurut Budi, kenaikan bahan baku ini membuat harga plastik di hillir naik hingga 10% dari Januari.

Budi bilang, kenaikan ini sulit diprediksi kapan redanya. "Lonjakan harga ini mirip seperti tahun 2008 lalu," tuturnya.

Budi mengatakan, kenaikan ini dalam jangka panjang akan menganggu penyerapan produk plastik. Saat ini produksi plastik 10%-15% terserap oleh industri makanan dan minuman. Ia bilang khusus industri minuman, beberapa sudah menaikkan harga produknya. "Kalau harga terlalu mahal, bisa saja beralih ke kemasan lain," katanya.

Direktur Eksekutif Indonesian Packaging Federation, Henky Wibawa mengatakan kenaikan harga bahan baku sudah pasti berimbas pada harga plastik kemasan. Kenaikan harga bahan baku plastik sendiri telah terjadi sejak awal tahun 2011 sekitar 15% hingga 20%. Padahal komponen bahan baku merupakan 60% dari struktur biaya produksi. "Hal itu menyebabkan kenaikan harga plastik kemasan sekitar 10%," terang Henky.

Henky mengatakan kenaikan harga bahan baku plastik lebih disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah. Meski demikian, kenaikan itu juga tidak terlepas dari permintaan pasar yang terus mengalami peningkatan. Sejauh ini Henky mengatakan industri tidak sampai kesulitan mendapatkan bahan baku. Sedangkan produk kemasan, meskipun harganya mengalami kenaikan tapi tetap diserap oleh pasar karena kebutuhan kemasan masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×