Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Dampak buruk tertekannya harga minyak dunia tidak hanya melanda perusahaan migas berskala internasional, yang akhirnya terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya (PHK). Di dalam negeri, perusahaan yang bergerak di bisnis migas pun mengalami tekanan dengan harga minyak yang terus menurun.
CEO Star Energy, Rudy Suparman bilang, dengan kondisi harga minyak saat ini, Star Energy harus mengurangi karyawannya hingga 40%. Pengurangan karyawan memang menjadi salah satu langkah antisipasi turunnya harga minyak dunia.
Salah satu cara untuk mengurangi karyawan adalah dengan tidak merekrut karyawan baru untuk mengganti karyawan yang resign maupun yang pensiun. Perusahaan pun telah melakukan komunikasi terkait penghematan yang dilakukan kepada seluruh karyawan pada Desember 2015 dan Januari 2016.
"Di usia pensiun di perusahaan kami bisa mengurangi karyawan cukup banyak. Jadi tidak memutuskan hubungan kerja," jelas Rudy pada Rabu (27/1).
Rudy menambahkan, manajemen tidak adil kepada karyawan jika tidak menginformasikan kondisi yang tengah dialami perusahaan. Ini terutama karena harga minyak yang terus turun hingga mencapai US$ 20-an per barel. Bahkan, Bank Dunia menyatakan, harga minyak mentah dunia akan menyentuh level US$ 14 per barel dan harga tertinggi mencapai US$ 37 per barel.
"Dalam keadaan seperti itu, amit-amit kalau sampai terjadi, bukan 40% lagi (PHK karyawan). Tapi, bisa 100% sampai ke seluruh lini perusahaan. Makanya, kami dengan segala cara berusaha menyelamatkan keadaan perusahaan," imbuh Rudy.
Rudy bilang, dengan kondisi harga minyak yang dinamis saat ini, perusahaan juga butuh menyesuaikan biaya. Untuk itu, ke depannya tidak menutup kemungkinan bagi Star Energy untuk mempertimbangkan untuk menawarkan pensiun dini kepada karyawan.
Selain melakukan penghematan dari sisi biaya SDM, Star Energy juga melakukan penghematan di semua lini. Ini termasuk, menahan capital expenditure (capex). Sementara operation expenditure (opex) dilakukan seefisien mungkin. "Semua program yang bisa ditunda akan ditunda tahun depan. Sekarang ini kami fokus untuk survive," tandas Rudy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News