kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Harga tak naik, cuan BBM subsidi perkuat cadangan


Sabtu, 29 Agustus 2015 / 11:15 WIB
Harga tak naik, cuan BBM subsidi perkuat cadangan


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Meski harga minyak dunia terus anjlok hingga kisaran US$ 40-US$ 42 per barel, namun nyatanya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk tidak menaikkan dan menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 September 2015 mendatang

Dengan begitu, harga premium akan tetap Rp 7.300 per liter, solar subsidi Rp 6.900 per liter, dan harga minyak tanah Rp 2.500 per liter. Direktur Jenderal Migas IGN Wiratmaja Puja bilang, pengelolaan harga dan logistik menjadi dasar keputusan pemerintah untuk tidak menurunkan harga jual eceran BBM.

"Ini juga upaya mengurangi kerugian Pertamina karena harus menjual BBM di bawah harga keekonomian," klaim Wiratmaja Jumat (28/8).

Jika nanti ada selisih positif atas penetapan harga BBM khususnya untuk solar, maka akan menggunakan sebagai tabungan dana ketahanan energi dan pengembangan infrastruktur.

Agar publik percaya, pemerintah akan meminta Badan Pemeriksa Keuangan mengaudit realisasi volume distribusi premium, solar, dan minyak tanah, maupun penugasan khusus audit mencakup besaran harga dasar, biaya penugasan pada periode yang telah ditetapkan, nilai subsidi, hingga pemanfaatan selisih lebih dari harga jual eceran.

Dwi Soetjipto Direktur Utama PT Pertamina menegaskan meski harga premium dan solar subsidi tak turun, harga Pertamax akan turun mulai 1 September. "Kalau harga Pertalite kan masih harga promo itu," ujarnya.

Pengamat Migas John Karamoy menilai meskipun harga BBM tidak turun, harus ada perhitungannya yang transparan. "Bagaimana caranya harga minyak dunia turun tapi BBM tidak diturunkan? Tapi ketika harga minyak naik masa langsung di naikkan. Pemerintah harus konsisten, kalau kebijakan mengevaluasi harga BBM per tiga atau enam bulan sekali," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×