kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga tanah di Kulonprogo naik, pengembang cemas


Senin, 24 September 2012 / 12:33 WIB
Harga tanah di Kulonprogo naik, pengembang cemas
ILUSTRASI. Jade Roller


Reporter: Teddy Gumilar | Editor: Edy Can


YOGYAKARTA. Pengembang dag dig dug dengan lonjakan harga tanah di sekitar lokasi bandara di Temon, Kulonprogo, Yogyakarta. Kenaikan harga tanah membuat pengembang tak berdaya membebaskan tanah dalam skala besar.

Lompatan harga yang berlebihan ini terutama terjadi di kawasan yang berdekatan dengan lokasi calon bandara, dalam radius sekitar tiga kilometer. Ketua REI Yogyakarta Remigius Edi Waluyo mengatakan, kenaikan harga tanah bisa mencapai lima hingga 10 kali lipat dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Rata-rata NJOP dis ini sekitar Rp 50.000 per meter persegi.

Meski tidak sebesar di kawasan dekat bandara ini, kenaikan harga tanah juga terjadi di wilayah Kulonprogo lainnya sebagai dampak rencana pembangunan bandara Temon. Remigius bilang, di wilayah Kulonprogo lainnya kenaikan harga tanah mencapai 50% - 100% dalam dua tahun terakhir. "Tapi kalau tidak dikendalikan, bisa semakin mahal juga," kata Remigius.

Malangnya, kenaikan harga tanah tidak lantas membuat developer gampang menaikkan harga jual rumah untuk mengimbanginya. Sebab pengembang juga harus mempertimbangkan daya beli konsumen. Alhasil, agar tetap bisa jualan, pengembang memangkas margin keuntungan dari yang tadinya 20% - 25% menjadi tinggal 10% - 15%.

Saat ini pengembang dari kota Jogja banyak yang mulai mengembangkan proyek properti ke daerah pinggiran seperti Bantul dan Kulonprogo. Ini menyangkut ketersediaan lahan di kota Jogja yang sudah sangat terbatas dan tidak memungkinkan lagi untuk pembangunan rumah tapak skala menengah kebawah.

Pembangunan properti di Kulonprogo memang mayoritas fokus pada perumahan untuk kalangan menengah dan menengah kebawah dengan kisaran harga mulai dari Rp 88 juta hingga Rp 300 juta. Sementara untuk perumahan menengah atas dan properti komersial sangat sedikit. "Untuk properti komersial seperti ruko, sangat kecil sekali," ujar Remigius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×