kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,45   -20,04   -2.17%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga udang naik hingga US$ 5,5 per kg, saatnya tebar benih


Selasa, 23 November 2010 / 14:30 WIB
Harga udang naik hingga US$ 5,5 per kg, saatnya tebar benih
ILUSTRASI. PENYERAHAN SERTIFIKAT TANAH UNTUK RAKYAT


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Saat ini, harga udang untuk ukuran 50 harganya mencapai US$ 5,5 per kg atau sekitar Rp 50000 per kg. Harga udang ini merangsek naik sejak minyak BP Plc bocor di Teluk Meksiko. Sebab itu, Shrimp Club Indonesia (SCI) menabuh genderang agar petambak segera menebar benih udang.

Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto menjelaskan, Meksiko merupkan salah satu negara penghasil udang untuk pasar Amerika Serikat (AS). Sayangnya, ditengah permintaan udang AS meningkat, Meksiko tidak bisa memenuhinya lantaran bersamaan dengan tumpahnya minyak milik BP Plc.

Dengan harga US$ 5,5 dolar per kg, maka petambak udang sudah bisa tersenyum lebar. Maklum, ongkos produksinya sekitar US$ 3,3 per ton. Dus, kenaikan harga udang tersebut adalah awal yang baik bagi pelaku usaha untuk segera menanamkan modalnya di sektor budidaya udang.

“Saya prediksi harga ini akan tetap tinggi karena permintaan naik,” kata Iwan di Jakarta, Selasa (23/11). Prediksi Iwan cukup beralasan, karena pasokan udang dunia mengalami gangguan tidak hanya di Meksiko. Brazil yang sebelumnya juga mengekspor udang sekarang juga menjadi importir karena konsumsi di dalam negerinya yang mengalami kenaikan.

Permintaan Asia tinggi

Selain pasar AS, permintaan yang tinggi juga datang dari Asia. China, misalnya, kewalahan memenuhi permintaan udang untuk pasar domestik. Dus, China yang juga mengusung udang dari pasar internasional mau tak mau harus mengenjot produksinya karena konsumsi daam negerinya tumbuh signifikan.

Pasar Asia lain yang mencatatkan permintaan udang yang lebih tinggi adalah India. Melonjaknya kebutuhan di Negeri Gangga ini diprediksi akan mengganggu suplai udang di pasar global karena besarnya penduduk India tak urung menjadi ladang garapan yang empuk bagi importir udang.

Thailand dan Vietnam kini sedang absen memproduksi udang. Pasalnya, dua negara tersebut sedang membereskan penyakit udang yang menimpa pertambakan udang.
SCI berharap, pembudidaya udang segera meningkatkan produksinya mengingat harga yang cemerlang itu. Sampai akhir tahun ini, SCI berharap produksi udang dari anggotanya bisa mencapai 130.000 ton.

***Data ekspor udang

2005

2006

2007

2008

2009

Jan-Ags 2009

Jan-2010

935.331,0

1.067.782,4

992.859,6

1.070.920,6

845.222,7

551.494,7

605.870,6

Data: Kementerian Perdagangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×