Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis udang vaname jenis baru yang diberi nama “Vaname Global Gen” di Lombok Utara, Senin (22/11). Udang jenis baru ini disebut-sebut memiliki keunggulan khususnya dalam hal ketahanan terhadap serangan virus yang selama ini menghantui petambak.
“Udang ini lebih baik dan bebas dari 9 jenis virus yang berbahaya bagi udang,” kata Fadel Muhammad, dalam siaran persnya yang diterima KONTAN hari ini. Penemuan jenis udang vaname terbaru itu dilakukan oleh tim perekayasa dari pelaku usaha pembibitan dari PT Bibit Unggul.
Usaha pemuliaan yang dilakukan oleh PT Bibit Unggul merupakan yang pertama dilakukan pihak swasta di Indonesia. Dari segi kelayakan produksi dan pembennihan, Fadel mengaku Vaname Global Gen akan mampu mendongkrak produksi udang khususnya vaname.
KKP sekarang mesti menambah kecepatan produksi udang vaname, pasalnya sampai 2014 nanti udang spesies ini ditarget mengalami kenaikan 16%. Dua tahun belakangan produksi mengalami ancaman karena tingginya tingkat kegagalan panen akibat penyakit termasuk juga adanya kendala
produksi pada sentra produksi udang nasional.
Fadel berharap, tahun 2014 nanti produksi udang bisa mencapai 699 ribu ton, yang diharapkan disuplai dari 188 ribu ton udang windu dan 511 ribu ton dari udang vaname.
Menurut data Food and Agricultural Organization (FAO) 2010, Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia dengan total ekspor udang vaname sebesar 140 ribu ton untuk tahun 2007. Di tahun 2008, peringkat ekspor udang vaname naik menjadi ke-3 setelah China dan Thailand. Tahun itu, total ekspor mencapai 168 ribu ton atau mumbul sebesar 21%.
Saat ini, KKP berupaya untuk menggeser eksportir udang terbesar yakni China dan Thailand yang diketahui sangat handal dalam melakukan perakitan jenis-jenis unggul yang tahan penyakit.
Salah satu faktor penting dalam mengembangkan usaha perikanan budidaya udang tersebut adalah penyediaan induk unggul dan benih bermutu. Jika terjadi penurunan kualitas induk dan benih, maka seluruh produksi akan mengalami penurunan kualitas. Benih yang unggul itu diharapkan juga mampu tahan terhadap serangan virus yang selama ini menghanui petambak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News