kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Per Agustus, ekspor udang turun 5,76%


Kamis, 18 November 2010 / 10:35 WIB
Per Agustus, ekspor udang turun 5,76%
ILUSTRASI. Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia


Reporter: Raka Mahesa W |

JAKARTA. Volume ekspor udang sepanjang Januari-Agustus 2010 turun dibanding periode sama tahun lalu. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, pada periode tersebut ekspor udang mencapai 94.867 ton; turun 5,76% dibanding periode sama 2009 sebanyak 100.668 ton.

Saut P. Hutagalung, Direktur Pemasaran Luar Negeri KKP, mengatakan, turunnya volume ekspor selama delapan bulan pertama 2010 karena naiknya konsumsi udang di dalam negeri.

Mengutip data Shrimp Club Indonesia (SCI) tahun lalu, permintaan udang dalam negeri hanya naik 5%, dan tahun ini naik hingga 10% dari total produksi nasional.

"Indikasinya, harga jual udang dalam negeri lebih tinggi dibanding harga jual udang di negara eksportir lain," kata Saut Selasa (16/11). Misalnya, harga udang vaname ukuran 70 (70 ekor per kg), di dalam negeri saat ini Rp 44.000 per kg. Di Thailand untuk jenis dan ukuran sama, harganya hanya Rp 40.000 per kg.

Catatan saja, 80% ekspor udang Indonesia berupa udang vaname size 50, size 60 dan size 70. Sisanya 15% adalah udang windu dan 5% adalah udang laut. Sedang udang dengan ukuran lebih kecil, misalnya size 170, digunakan untuk konsumsi lokal.

Produksi di bawah target

Turunnya volume ekspor udang Indonesia juga disebabkan turunnya produksi udang nasional. Maklum, kondisi banyak tambak udang belum pulih dari serangan virus, seperti White Spot Syndrome Virus, Taura Syndrome Virus, dan Infectious Myo Necrosis Virus. Akibatnya, petambak harus memangkas produksi.

Pada semester 1-2010 produksi udang hanya 125.000 ton. Ini jauh di bawah target pemerintah, yakni sebanyak 350.000 ton-450.000 ton.

Walaupun begitu, menurut penilaian Made L.Nurdjana, pengamat perikanan yang juga mantan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, produksi udang tahun ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Terutama untuk produksi udang PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima), produsen udang terbesar di Indonesia. “Sejak awal tahun mereka berhasil mengatasi virus. Grup Charoen Pokphand sukses besar tahun ini,” katanya Selasa (16/11).

Ia memperkirakan, tahun ini CP Prima akan memanen 100.000 ton udang. Sementara produksi udang nasional ia perkirakan sebesar 350.000 ton hingga akhir tahun 2010.

Namun George Basuki, Corporate Communication Manager CP Prima, membantah perkiraan Made. Menurutnya, CP Prima baru akan mencapai produksi 100.000 ton dalam 3-4 tahun mendatang. Saat ini, CP Prima fokus membersihkan tambak dari virus. "Proses tersebut membutuhkan waktu," katanya. Sehingga, ia masih enggan membeberkan perkembangan produksi tambak CP Prima.

Menurut Saut, saat ini kebutuhan udang dunia sedang meningkat, misalnya saja di Amerika Serikat dan China. Sementara pasokan udang turun karena tercermarnya Teluk Meksiko. Padahal, teluk tersebut memasok sekitar 20% kebutuhan udang di Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×