kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Udang Ukuran 50 Naik Hingga 12,5%


Jumat, 13 Februari 2009 / 07:31 WIB
Harga Udang Ukuran 50 Naik Hingga 12,5%


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pengusaha udang size 50 alias ukuran 50 ekor per kilogram (kg) atau filial satu (F1) untung besar. Sebab, harga udang F1 terus meningkat. Jika Januari harganya masih Rp 40.000 per kg, kini mencapai Rp 45.000 per kg, jadi harga telah naik 12,5%.

Lonjakan harga ini terjadi karena permintaan dari pasar lokal meningkat. Faktor lainnya, permintaan dari Amerika Serikat (AS) untuk udang jenis ini ternyata masih besar.

Padahal, Januari lalu, sempat beredar kabar konsumen AS mengalihkan konsumsi ke udang ukuran 70 ekor per kg (F2). "Ini sangat menguntungkan petambak yang tidak termakan info mengenai banyaknya permintaan dari eksportir udang ukuran 70 ekor per kg waktu itu," urai Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto, di Jakarta, Kamis (12/2).

Menurut Iwan, faktor utama meningkatnya harga udang ukuran 50 karena pasokan berkurang. Sebab, para petambak memanen udang lebih awal akibat kabar pengalihan konsumsi warga AS ke udang ukuran 70.

Sejak Januari, petambak memanen udang lebih awal demi membidik permintaan ukuran 70. Padahal, harusnya mereka baru panen Februari ini. Akibatnya, bulan ini hasil panen udang ukuran 50 berkurang hingga 30%. "Akhirnya, harga mulai naik seiring permintaan yang terus meningkat," ungkap Iwan.

Iwan menilai, faktor penyebab lonjakan harga udang ukuran 50 bukan cuma karena banyak petambak memanen lebih awal. Tapi juga pasokan udang ukuran 50 sedikit lantaran gagal panen. Udang di beberapa sentra udang terserang penyakit. Sebab, hujan tak menentu sehingga air tambak lebih cepat keruh dan udang cepat mati.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Made L. Nurjana mengungkapkan, inilah saatnya petambak udang ukuran 50 mendulang untung besar. Namun, ia menyayangkan rezeki ini hanya dinikmati oleh sebagian petambak.

Made menyatakan, sebetulnya, kenaikan permintaan udang ukuran 50 mengikuti lonjakan permintaan udang ukuran 70 sejak beberapa waktu lalu. Singkat kata, saat ini, terjadi titik keseimbangan antara permintaan udang ukuran 50 dan 70. "Sekarang ini, semua ukuran udang laku di pasar. Sebab, kalau harga udang ukuran 50 yang lebih besar naik, otomatis harga udang kecil juga naik. Saat ini harga udang kecil mencapai Rp 39.000 per kilogram," tutur Made.

Sayang, hingga kini, Made masih belum mendata pasti berapa produksi dan ekspor udang berbagai kategori itu.

Sekadar catatan, berdasarkan data DKP, saat ini AS masih menjadi tujuan utama ekspor udang Indonesia. Jumlahnya sekitar 60.000 ton per tahun, atau 38% dari total ekspor udang Indonesia yang sebanyak 160.000 ton setahun.

Setelah AS, Jepang, dan Eropa menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia berikutnya. "Sekarang, tiap hari, permintaan AS untuk udang ukuran 50 bertambah. Tetapi, data soal ini memang belum ada," imbuh Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×