Reporter: Petrus Dabu | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Harita Group melalui anak usahanya PT Harita Prima Abadi Mineral akan memulai konstruksi pengolahan dan pemurnian atau smelter biji bauksit menjadi alumina di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat mulai Januari tahun 2013.
Untuk pembangunan smelter itu, perusahaan menanamkan investasi senilai US$ 2,2 miliar dengan kapasitas produksi 4 juta ton alumina per tahun. Walaupun optimistis bisa membangun tahun depan, tetapi saat ini perusahaan sedang memproses izin mengenai analisis dampak lingkungan (Amdal).
Namun begitu, Ian S.Soeryadipoera, Senior Manager Development, PT Harita Prima Abadi Mineral mengatakan, proses pekerjaan engineering, design dan studi kelayakan (FS) proyek, perusahaan sudah melakukannya.
"Januari 2012 ground breaking," jelas Ian kepada KONTAN di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) mengenai hilirisasi mineral tambang yang diselenggarakan Asosiasi Pertambangan Indonesia (API) di Jakarta, Kamis (13/9).
Menurut Ian, proyek tersebut akan dikerjakan dalam empat tahap. Tahap pertama, kapasitas produksi bauksit sebanyak 1 juta ton per tahun, yang diharapkan tercapai awal 2015.
Untuk tahap kedua, ketiga dan keempat secara berurutan selesai tahun 2017, 2019, dan 2021. Pada tahun 2021 nanti total kapasitas alumina yang dihasilkan ditargetkan mampu mencapai 4 juta ton per tahun.
Pendanaan untuk proyek in, kata Ian 30% berasal dari Harita sedangkan sisanya 10% dari Winning Investment Company dan 60% dari China Hongqiao Group Ltd.
Ian bilang, saat ini Harita memiliki luas konsesi pertambangan bauksit 350.000 hektare yang tersebar di 26 Izin Usaha Pertambangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News