kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.806.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Harita Nicke Membukukan Penjualan Tumbuh 14%


Kamis, 27 Maret 2025 / 13:28 WIB
Harita Nicke Membukukan Penjualan Tumbuh 14%
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan nikel milik Harita Nickel di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatatkan peningkatan volume penjualan bijih nikel sebesar 14% pada 2024, mencapai total 23,75 juta wet metric ton (wmt). Pencapaian ini sejalan dengan strategi perusahaan dalam meningkatkan efisiensi operasional serta memperkuat lini bisnis pengolahan dan pemurnian nikel.

Direktur Keuangan Harita Nickel Suparsin D. Liwan mengatakan, perusahaan akan tetap menjaga kesehatan keuangan serta meningkatkan standar operasionalnya.

“Kami juga akan tetap fokus menjalankan operasi secara efisien, menyelesaikan proyek yang sedang dalam masa konstruksi, dan terus meningkatkan standar operasi sehingga kondisi keuangan perseroan tetap terjaga,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (26/3).

Dari lini bisnis pengolahan, sepanjang 2024, Harita Nickel membukukan penjualan feronikel (FeNi) sebesar 126.344 ton, mixed hydroxide precipitate (MHP) sebesar 63.431 ton, serta nikel sulfat (NiSO4) sebagai produk turunan MHP sebesar 38.622 ton.

Peningkatan kapasitas produksi menjadi faktor utama dalam pencapaian ini. Perseroan telah menyelesaikan pembangunan refinery kedua, PT Obi Nickel Cobalt (ONC), yang beroperasi penuh sejak Agustus 2024.

Dengan ini, total kapasitas pemurnian nikel berkadar rendah mencapai 120.000 ton kandungan nikel dalam MHP per tahun. Selain itu, dengan rampungnya smelter RKEF kedua milik PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF) pada 2023, kapasitas produksi feronikel juga meningkat menjadi 120.000 ton kandungan nikel dalam FeNi per tahun.

Meski mencatatkan kinerja positif, Harita Nickel tetap menghadapi tantangan dari kondisi industri global, termasuk perlambatan ekonomi, ketatnya persaingan usaha, serta peningkatan biaya operasional akibat perubahan kebijakan domestik maupun internasional.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan berupaya meningkatkan efisiensi dengan mengembangkan pabrik kapur tohor (quicklime) guna menekan biaya bahan baku pendukung dalam proses hidrometalurgi HPAL, serta menerapkan pengetatan biaya operasional di seluruh unit bisnis.

Dalam laporan keuangan tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember 2024, Harita Nickel membukukan pendapatan sebesar Rp 26,97 triliun, laba kotor Rp 8,45 triliun, dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,38 triliun.

Ke depan, Harita Nickel akan terus memperkuat efisiensi operasional dan menyelesaikan proyek-proyek strategis guna mempertahankan daya saing. Perseroan juga tengah fokus menyelesaikan proses audit Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) sebagai bagian dari komitmen terhadap standar pertambangan internasional dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Selanjutnya: Robert Kiyosaki: Menabung untuk Pensiun Itu Salah Besar! Inilah Cara yang Benar

Menarik Dibaca: Shopee Bagi 5 Tips Persiapan Mudik Nyaman dan Aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×