Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Yudho Winarto
Produsen nikel sulfat terbesar sedunia
Jadilah Harita giat mengembangkan hilirisasi limonit dan saprolit secara serentak. Terlebih mereka punya keunggulan kompetitif: lokasi hulu tambang dengan pengolahan produk hilir tambang berada dalam satu kawasan industri serta deklat dengan jetty, dermaga untuk ekspor-impor. “Jadinya kami sangat efisien,” kata Stevi.
Smelter feronikel yang semula 4 jalur produksi sudah mereka tingkatkan kapasitasnya dengan mendirikan pabrik kedua yang berkapasitas dua kali lipat, sebanyak 8 jalur produksi.
Baca Juga: Operasikan Smelter Kedua, Harita Produksi 120.000 MT Bahan Baku Baterai EV pada 2024
Saat ini, dengan kapasitas input bijih nikel saprolit 7,8 juta ton per tahun, PT Halmahera Jaya Feronikel mampu meproduksi sebanyak 780.000 ton feronikel per tahun. Artinya, siap untuk membangun pabrik baja tahan karat.
Yang tak kalah menarik, Halmahera Persada Lygend tidak hanya sebatas menghasilkan produk MHP sebanyak 365.000 ton per tahun.
Dengan belanja investasi sekitar US$ 1 miliar dari hasil penerbitan saham perdana (IPO) PT Trimegah Bangun Persada Tbk yang mendapat kode saham NCKL, mereka kini bisa menghasilkan nikel sulfat 247.000 ton per tahun dan kobalt sulfat 32.000 ton per tahun.
“Boleh dibilang kami saat ini produsen nikel sulfat terbesar di dunia,” ucap Rico Windy Albert, Technical Support Department Head PT Halmahera Persada Lygend.
Nikel sulfat dan kobalt sulfat ini merupakan turunan MHP yang tinggal tiga tahap lagi menjadi baterai kendaraan listrik alias electric vehicle (EV). Yakni, dari nikel sulfat dan kobalt sulfat harus diolah lagi menjadi prekursor, lalu menjadi katoda; dan ujungnya adalah baterai EV.
Baca Juga: Harga Nikel Terkoreksi, Simak Prospek Saham Trimegah Bangun Persada (NCKL)
Tampaknya Harita serius menggarap produk hilir nikel limonit. Saat ini mereka tengah meng-“copy paste” pabrik pengolahan limonit tersebut dengan kapasitas yang lebih besar, dalam proses konstruksi.
Tak heran bila NCKL optimistis kinerja mereka akan mencapai target. Bila tahun 2022 mereka mampu meraih pendapatan Rp 9,57 triliun, diproyeksika tahun 2023 revenue bakal melonjak jadi Rp 23 triliun. Begitu pun laba ditaksir naik jadi Rp 5,46 triliun ketimbang periode tahun lalu sebesar Rp 4,67 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News