Reporter: Gloria Haraito, Sofyan Nur Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Hadirnya kembali film Harry Potter and The Deathly Hallows 2 jelas menggembirakan bisnis bioskop.
Kalangan pebisnis bioskop bilang, pemutaran film tersebut yang dilakukan secara serentak di Bioskop 21 dan Blitzmegaplex mulai kemarin akan memulihkan pendapatan yang turun drastis di semester I–2011 ini. Makanya, selama sebulan ke depan, jaringan kedua bioskop juga akan menyuguhkan film Transformer, The Dark of The Moon, serta lima film nasional.
Jimmy Heryanto, Direktur PT Nusantara Sejahtera Raya (21 Cineplex), mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap pemutaran film Harry Potter sangat tinggi. Terbukti, tiket nonton untuk hari Jumat, Sabtu, dan Minggu ini sudah ludes terjual. "Penjualan tiket nonton Harry Potter sangat bagus," kata Jimmy kepada KONTAN, Jumat (29/7).
Sayang, dia enggan membocorkan nilai penjualan tiket Harry Potter hingga kini. Yang jelas, menurut dia, film Harry Potter akan diputar di 75% dari 500 layar 21 Cineplex. Adapun harga tiketnya berkisar Rp 15.000–Rp 50.000.
Jimmy tak bisa memastikan hingga kapan film ini akan diputar. Yang jelas, selama tanggapan masyarakat masih bagus, film akan diputar.
Lalu, pekan depan 21 Cineplex pun siap memutar Transformer. Saat ini, film tersebut masih dalam proses pembubuhan teks bahasa Indonesia.
Ia berharap, antusiasme penonton Harry Potter dan Transformer bisa kembali menggairahkan industri bioskop Tanah Air yang berdarah-darah akibat pelarangan film Hollywood. "Kami berharap pemutaran film Harry Potter dan Transformer dapat mengembalikan pendapatan selama setengah tahun kemarin," lanjut Jimmy.
PT Graha Layar Prima (Blitzmegaplex) juga kebanjiran penonton film Harry Potter. David Hilman, Presiden Direktur Blitzmegaplex, menuturkan, tiket di jam-jam tertentu sepanjang seminggu ke depan sudah habis terjual. "Kami juga menambah tayang, setiap 30 menit main film baru," kata David.
Antusiasme penonton juga bisa diukur dari membanjirnya penjualan tiket online. Penonton sengaja membeli tiket online demi menghindari antrean panjang di bioskop.
Johny Syafrudin, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), menyambut gembira antusiasme penonton film Harry Potter ini. "Dampaknya positif karena industri bioskop punya harapan hidup," kata Johny. Maklumlah, selama tidak ada film impor, penonton bioskop sepi. Ini menyebabkan sejumlah bioskop berguguran. Bioskop yang sepi pasti akan membuat film nasional meredup juga.
Saat ini, satu film nasional susah menggaet 100.000 orang penonton. Padahal dulu, ketika film Hollywood diizinkan masuk, satu film nasional bisa menghimpun 300.000–500.000 penonton. Menurutnya, bioskop masih tetap mengutamakan film nasional. Karenanya, hingga Lebaran nanti, ada lima lokal yang siap tayang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News