Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
Selain dari itu, Perseroan juga menargetkan untuk membuka 10 gerai di daerah NTT dan 10 gerai di NTB di tahun 2020 ini. Menurut Sandra, gerai gadai dirancang untuk berdiri berdampingan dengan toko-toko perhiasan emas yang sudah eksis, maupun yang akan dibuka ke depannya, sehingga diharapkan dapat saling menunjang perkembangan bisnis Perseroan.
"Keberadaan pegadaian diproyeksikan dapat membantu pertumbuhan gerai-gerai penjualan karena skema cicilan akan mempermudah pembelian emas. Selain itu, pelanggan bisa meminjam dana dengan menjaminkan emasnya, baik perhiasan maupun logam mulia," lanjutnya.
Dari sisi capex, HRTA sendiri telah menyerap sekitar Rp 35 miliar sampai Rp 37 miliar yang digunakan untuk pembukaan toko dan investasi per toko sebesar Rp 3 miliar-Rp 4 miliar. Pihaknya menambah alokasi capex dari Rp20 miliar sampai 30 miliar, menjadi Rp 58 miliar.
"Awalnya capex sebesar Rp 20 sampai Rp 30 miliar tapi karena ada produk baru, kami revisi capex menjadi Rp 58 miliar. Sebesar Rp 40 miliar digunakan untuk keperluan menambah mesin, sisanya untuk menambah toko," jelas Denny Ong, Direktur Keuangan HRTA dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Hartadinata (HRTA) terbitkan obligasi tahap II Rp 400 miliar
Ia melanjutkan, pihaknya turut merevisi target pertumbuhan pendapatan yang awalnya dipatok 20% sampai 25% tahun ini, menjadi maksimal hanya 20% akibat gejolak harga emas serta pandemi COVID-19.
"Kami masih mempercayai, cara untuk meningkatkan margin salah satunya adalah dengan menambah jumlah toko sendiri, selain terus berinovasi pada produk dan memperpendek channel distribusi. Maka capex tahun ini, dari total sebesar Rp18 miliar sudah terserap di kuartal I 2020 untuk keperluan pembukaan toko. Kami perkirakan cadangan Rp3 sampai Rp4 miliar untuk tiap toko," pungkas Denny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News