Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) kembali melakukan inovasi terkait pengembangan produk emas murni batangan. Dengan menggandeng anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), yakni PT Emas Antam Indonesia (EAI), HRTA meluncurkan produk emasKITA dengan tambahan teknologi Bullion Protect asal Swiss.
EmasKITA yang dirilis HRTA dan EAI kali ini berupa produk emas murni batangan yang terdiri dari 4 gramasi, yakni 10 gram, 15 gram, 50 gram, dan 100 gram. Adapun untuk penambahan teknologi Bullion Protect, HRTA berkolaborasi dengan PT Sicpa Peruri Securink.
Teknologi Bullion Protect dapat melawan dan mengantisipasi pemalsuan emas batangan dengan membubuhkan tinta keamanan pada permukaan produk emas. Teknologi ini juga merupakan autentikasi produk emas murni batangan sesuai panduan LBMA. Segel keamanan emas yang mengandung teknologi ini memiliki sifat inheren yang dapat diidentifikasi dan diverifikasi dengan tegas.
Baca Juga: Hingga Akhir 2022, Hartadinata (HRTA) Optimistis Memiliki 82 Gerai
Di luar teknologi tersebut, produk emasKITA juga masih memiliki fitur keamanan lain seperti security QR code yang tertera di belakang kemasan produk tersebut. Saat proses pemindaian dilakukan, perangkat akan secara otomatis terhubung ke website emaskita.id guna mendeteksi keaslian produk emas tersebut.
Sandra Sunanto, Chief Executive Officer (CEO) Hartadinata Abadi mengaku, inovasi pemakaian teknologi Bullion Protect lahir lantaran banyaknya permintaan dari konsumen yang menginginkan dapat memegang secara langsung produk emas yang telah dibeli. Hal tersebut tentu bukan perkara mudah, karena ancaman pemalsuan emas murni batangan selalu ada tatkala produk tersebut dilepas dari kemasannya.
Pihak HRTA pun telah melakukan riset, pengembangan, hingga perizinan pemakaian teknologi Bullion Protect untuk produk emasKITA sekitar 6 bulan.
“Investasinya memang tidak seberapa karena tidak memerlukan mesin. Tapi yang paling berat adalah cara mendapatkan izin dari pihak PT Sicpa Peruri Securink. Mereka harus percaya siapa kami,” ungkap dia ketika ditemui Kontan, Selasa (12/7).
Dia melanjutkan, penambahan biaya produksi emas ketika disematkan Bullion Protect tergolong kecil yakni di bawah 5%. Perbedaan harga jual emas yang mengandung teknologi tersebut juga hanya sekitar Rp 4000. Hal ini masih dianggap wajar karena pada akhirnya konsumen akan diganjar dengan produk emas yang jauh lebih aman dan terlihat lebih elegan.
Manajemen HRTA juga tidak menutup kemungkinan untuk kembali merilis produk emas murni batangan berteknologi Bullion Protect dengan tingkat gramasi yang lebih kecil, yakni mencapai 1 gram. Hal ini diharapkan akan membuat produk emas bisa semakin inklusif dan mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Mungkin beberapa bulan ke depan kami coba inovasi lagi. Tentu ini tidak mudah karena ada hal-hal teknis yang perlu diperhatikan,” tandas Sandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News