kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harum Energy (HRUM) bidik produksi batubara 5,5 juta ton tahun 2019


Minggu, 16 Desember 2018 / 16:01 WIB
Harum Energy (HRUM) bidik produksi batubara 5,5 juta ton tahun 2019
ILUSTRASI.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan PT Harum Energy Tbk bakal menggenjot produksi batubara 16,37% lebih besar ketimbang target produksi 2018.

“Kami merencanakan untuk meningkatkan produksi batubara gabungan menjadi 5 juta ton hingga 5,5 juta ton batubara pada 2019,” kata Direktur Utama Harum Energy, Ray Antonio Gunara, Jumat (14/12).

Tahun 2018 emiten berkode saham HRUM ini membidik produksi batubara sebanyak 4,5 juta ton sampai 5,25 juta ton, yang mana produksi dari PT Mahakam Sumber Jaya ditargetkan mampu memproduksi 4,5 juta ton. Sampai akhir Desember ini, Ray bilang, produksi batubara bisa mencapai 4,6 juta.

Ray menyampaikan perusahaan ini sudah menjual 3,1 juta ton pada periode Januari hingga September 2018. “Sebagian besar penjualan batubara tersebut dipasarkan ke Korea Selatan, Malaysia, dan China,” imbuhnya.

Sebelumnya perusahaan ini juga tengah mengincar pasar ekspor seperti Vietnam dan Filipina serta memperluas pasar Bangladesh. Saat ini HRUM berupaya untuk mengoptimalkan volume penjualan batubara di tengah penurunan harga batubara acuan pada beberapa bulan terakhir agar tak mempengaruhi kinerja keuangan.

Di samping mengoptimalkan produksi, HRUM juga senantiasa melakukan pemeliharaan aset tetap. Untuk itu perusahaan sudah menyiapkan belanja modal sebesar US$ 8 juta untuk tahun depan. “Belanja modal akan menggunakan dana internal perusahaan yang digunakan untuk memperoleh dan biaya pemeliharaan aset tetap,” ujar Ray.

HRUM juga akan melakukan pembelian kembali atawa buyback sebanyak-banyaknya 133,38 juta saham atau sebesar 4,93% dari modal disetor. Rencana ini bakal dilakukan setelah mendapat restu pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 18 Januari 2019 mendatang.

“Rencana buyback akan menggunakan dana internal perusahaan, dengan tujuan untuk mendukung stabilitas harga saham perusahaan agar lebih mencerminkan kondisi fundamentalnya,” jelas Ray.

Perusahaan ini akan menyisihkan sejumlah dana yang diperlukan untuk tujuan buyback dari akun saldo laba per 31 Desember 2018. Dana yang disisihkan, sebanyak banyaknya US$ 16,2 juta atau Rp 236,52 miliar dengan kurs Rp 14.600. Selanjutnya, perusahaan akan melakukan buyback secara bertahap paling lama 18 bulan setelah mendapat persetujuan.

Biaya yang disiapkan HRUM tersebut, sudah termasuk biaya transaksi, biaya pedagang perantara dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi buyback. HRUM berharap, buyback ini akan mengangkat return on equity (ROE), disertai dengan pertumbuhan dan perluasan usaha.

Sampai 30 September 2018, kepemilikan saham terbesar dari HRUM dikuasai PT Karunia Bara Perkasa sebanyak 74,05% serta saham yang dimiliki publik 20,76%. HRUM telah memiliki treaury stock dari buyback sebelumnya sebesar 5,07% dan sisanya dimiliki PT Bara Sejahtera Abadi dan dewan komisaris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×