Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina sudah menyiapkan langkah antisipasi menyusul pelemahan rupiah. Pasalnya, Pertamina banyak melakukan impor minyak mentah dan produk bahan bakar minyak (BBM). Otomatis hal ini akan mempengaruhi kinerja Pertamina.
Seperti yang diketahui, nilai tukar rupiah mendekati level Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Kamis (6/9), kurs rupiah tercatat sebesar Rp 14.891 per dollar AS.
Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, upaya Pertamina dalam menghadapi depresiasi rupiah adalah dengan melakukan hedging atau lindung nilai. "Kan tidak akan terus melemah. Kami sederhana saja, kami ikuti aturan Bank Indonesia (BI) yakni 20% hedging," ungkap Arief, Kamis (6/9).
Selain itu, Pertamina juga tidak akan melakukan pembelian atau pengadaan jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi. "Dan kami juga kan kalau harganya tidak rasional, tidak akan membeli. Kami juga masih ada credit line," katanya.
Pertamina sendiri pada tahun ini mengasumsikan nilai tukar rupiah dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) tahun 2018 sebesar Rp 13.800 per dollar AS. Asumsi rupiah dalam RKAP ini rencananya akan direvisi.
Namun, Arief belum bisa menyebut usulan Pertamina untuk revisi nilai tukar rupiah dalam RKAP 2018. "Ini kan lagi proses revisi. Belum tahu angkanya, makanya kami lagi diskusi sama Kementerian BUMN," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News