Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan penelitian dan pengembangan serta inovasi yang dilakukan Indonesia telah banyak yang menjadi rujukan Internasional. Hal itu mendukung berbagai upaya untuk mendorong pengelolaan gambut berkelanjutan.
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI KLHK) Agus Justianto menjelaskan tantangan dalam pengelolaan gambut sangat kompleks dan dinamis.
"Pengelolaan gambut harus menyeimbangkan antara konservasi keanekaragaman hayati ekosistem gambut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil litbang memberi solusi terhadap keberlangsungan ekosistem gambut," kata Agus dalam keterangan resmi, Kamis (22/4).
Baca Juga: GPMT sebut rata-rata harga pakan ternak saat ini Rp 7.300 per kg
Menurut Agus salah satu yang perlu terus didorong adalah litbang terkait pengelolaan gambut oleh masyarakat setempat. Terutama soal penyiapan dan penataan lahan, pengelolaan kesuburan tanah, dan pengelolaan air. "Ini penting mendapatkan pengejawantahan dalam green inovasi dan green teknologi dengan arah kebijakan pengelolaan lahan dan budidaya tanaman di lahan gambut," katanya.
Dia menekankan, praktik pengelolaan gambut dalam perspektif kearifan lokal perlu dipadukan dengan paket teknologi inovatif berbasis riset untuk memperkuat pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan, bertanggung jawab dan bijaksana.
Ketua Umum HGI Supiandi Sabiham menyatakan banyak peneliti Indonesia yang menghasilkan penelitian gambut dengan kualitas tinggi dalam dua dasawarsa terakhir. Penelitian yang dihasilkan mampu menyaingi hasil-hasil penelitian dari negara-negara lain. "Sebagian dari hasil penelitiannya sudah mereka publikasikan pada jurnal internasional bereputasi," katanya.
Menurut Supiandi, Indonesia sering dituduh hanya bisa merusak dan kurang mampu untuk memelihara gambut. Tetapi tuduhan tersebut sering menjadi kurang atau bahkan tidak benar setelah dilakukan penelitian dengan baik.
Baca Juga: Mengenal porang, tanaman liar yang bikin banyak petani jadi miliarder
“Isu-isu tersebut diharapkan dibahas secara komprehensif dan berimbang berdasarkan data empiris yang diperoleh dengan baik dan sahih, sehingga kita bisa menjawab tentang apa yang diisukan oleh mereka dengan berlandaskan pada informasi berbasis sains,” katanya.
Selanjutnya: PTPN III gandeng Pelindo I untuk optimalisasi Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangkei
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News