kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga 2022, pemerintah siapkan 45 bandara baru


Sabtu, 09 Juni 2012 / 10:57 WIB
Hingga 2022, pemerintah siapkan 45 bandara baru
ILUSTRASI. Bocoran jumlah hadiah Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi musim depan. REUTERS/Denis Balibouse


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kementerian Perhubungan (Kemhub) menyatakan siap membangun dan merelokasi 45 bandara baru dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Langkah ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemhub, Herry Bakti S Gumay mengungkapkan, total 45 bandara tersebut akan tersebar di seluruh Indonesia. "Untuk tahap pertama, kita akan bangun 24 bandara baru sampai tahun 2017, kemudian sisanya akan dibangun bertahap hingga tahun 2022," ujarnya, Jumat (8/6).

Pembangunan bandara-bandara tersebut sebagai langkah antisipasi pertumbuhan industri penerbangan tanah air yang terus melonjak drastis. "Tidak hanya dalam jumlah penumpang, pertumbuhan industri juga dipicu oleh masifnya pembelian armada oleh maskapai serta ekspansi rute," tambahnya.

Rencana Kemhub ini sudah dimulai sejak tahun 2011 lalu, namun sebelumnya hanya akan dibangun dan direlokasi 24 bandara. Hingga saat ini, sudah ada 8 bandara baru yang perkembangan pembangunannya cukup signifikan, yakni Bandara Muara Bungo (Jambi), Bandara Tual Baru (Maluku), Bandara Waisai Raja Ampat (Papua Barat), Bandara Enggano (Bengkulu), Bandara Sumarorong Tahap II (Mamasa), Bandara Waghete Baru (Papua), Bandara Kamanap Baru (Papua) dan Bandara Pekonserai (Lampung Barat).

Bandara-bandara baru tersebut umumnya memiliki panjang dan lebar landas pacu (runway) 900 meter x 300 meter atau 1.400 meter x 300 meter yang masing-masing hanya bisa didarati oleh pesawat ATR-42, DHC-7, dan Cassa 212, atau pesawat Hercules 130 dan ATR-72.

Menurut Herry, diperlukan dana minimal Rp 200 miliar, dengan kondisi tanah yang bagus, untuk membangun satu bandara baru. Untuk tahun ini Kemhub memperoleh alokasi Rp 3 triliun untuk pembangunan infrastruktur.

Herry menuturkan, potensi bandara-bandara baru sangat bagus untuk menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ia mencontohkan Bandara Waisai Raja Ampat bisa beroperasi maksimal, maka bisa menarik pendapatan dari wisatawan asing. "Selama ini mereka menggunakan kapal pesiar," ujar Herry. Harapannya, dengan beroperasinya bandara, para turis bisa tinggal dan menggunakan uang mereka di darat.

Menurut Bambang S Ervan, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhub, bandara Muara Bungo akan diresmikan pada 9 Juni 2012. "Namun baru akan beroperasi sekitar 1 bulan-2 bulan ke depan," tegasnya.

Nantinya skema pembiayaan pembangunan dan relokasi bandara tersebut akan menggunakan skema kerja sama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Pusat dengan Swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×