kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Hingga Januari 2019 ada 609 pelanggan PLN yang memakai PLTS Atap


Selasa, 19 Februari 2019 / 19:59 WIB
 Hingga Januari 2019 ada 609 pelanggan PLN yang memakai PLTS Atap


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Jumlah pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap terus bertambah setiap bulannya. Tercatat hingga Januari 2019, ada 609 pelanggan PLN yang memasang panel surya rooftop.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara yang juga menjabat sebagai Pembina Energi Baru dan Terbarukan (EBT) PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, pelanggan PLN yang menggunakan PLTS Atap sudah bermula sejak taun 2013.

Hanya saja, pertumbuhannya semakin gencar setahun belakangan ini seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan energi bersih dan terbarukan.

Namun, mengingat biaya investasi yang masih tinggi, penggunaannya masih terbatas pada kalangan atas dan baru tersebar di beberapa kota. PLN mencatat, 609 pelanggan PLN yang telah menggunakan PLTS Atap baru tersebar di 11 regional.

Yakni Bali, Bangka Belitung, Banten, Jakarta Raya, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Jawa Timur, Riau dan Kepulauan Riau, S2JB (Sumatera Selatan dan Jambi), Suluttenggo (Sulawesi Utara, Tengara dan Gorontalo), serta Sumatera Utara. "Itu sudah dari tahun 2013, ini sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, (kalangan) menengah ke atas yang semakin sadar lingkungan," kata Djoko kepada Kontan.co.id, Selasa (19/2).

PLN mencatat pertumbuhan pelanggannya yang menggunakan PLTS Atap dalam setahun terakhir. Pada Januari 2018, jumlahnya baru menyentuh 338 pelanggan, lantas naik menjadi 351 pelanggan pada bulan Februari, lalu tumbuh menjadi 372 pelanggan pada bulan Maret.

Sebulan berselang, jumlahnya menjadi 399 pelanggan, lalu menjadi 414 pada bulan Mei. Di bulan Juni, jumlahnya bertambah menjadi 426, dan terus bertambah menjadi 458 pelanggan pada bulan Juli.

Memasuki Agustus 2018, jumlahnya bertambah lagi jadi 472 pelanggan, berlanjut pada bulan September yang menjadi 499, dan 524 pelanggan pada bulan Oktober. Sementara pada bulan November, jumlahnya menjadi 553 pelanggan dan pada bulan Desember menjadi 592 pelanggan.

Seiring dengan penambahan jumlah pelanggan yang menggunakan PLTS Atap, pembelian listrik atau kilo watt per hour (kWh) ekspor pun mengalami peningkatan. Sebagai informasi, jumlah pengguna PLTS Atap sebanyak 609 pelanggan pada Januari 2019 itu setara dengan kWh ekspor 129.572. Naik dari Januari tahun lalu yang baru menyentuh angka 87.118 kWh ekspor.

Djoko menegaskan bahwa PLN tidak merasa terganggu, dan berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan PLTS Atap. Sebab, itu juga bisa membantu PLN dalam bauran energi terbarukan sebesa 23% pada tahun 2025 mendatang.

Namun, PLN tidak memasang target tertentu untuk jumlah pelanggan yang menggunakan PLTS Atap atau besaran kWh ekspornya. "Kita hanya merespon, yang aktif mereka (pelanggan PLN)," tandas Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×