Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dia mencatat, untuk memproduksi sekitar 2 juta tablet oseltamivir, dibutuhkan BBO oseltamivir sebanyak 200 kilogram (kg). Kebutuhan ini diperoleh secara bertahap sebanyak tiga kali, yakni dengan mengimpor sebanyak 50 kg BBO Oseltamivir pada fase pertama serta 75 kg untuk fase kedua dan ketiga.
Proses pengirimannya pun disertai tantangan. INAF bahkan harus mencarter satu pesawat Garuda Indonesia dengan biaya yang tidak murah untuk menjemput BBO oseltamivir ke India. Upaya ini dilakukan Indofarma karena kala itu India sudah menerapkan lockdown, sehingga tidak ada transportasi yang tersedia untuk mengirimkan obat ke Indonesia.
Baca Juga: Indofarma (INAF) lakukan penyesuaian target kinerja tahun 2020 karena wabah corona
Sayangnya, Herry tidak merinci berapa biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk membiayai pembelian BBO berikutnya. Yang pasti, dia bilang saat ini pihaknya tengah mencari sumber pemasok untuk membeli BBO Oseltamivir berikutnya.
“(Belinya dari) India juga, masih mencari karena bahan baku sangat langka dan menjadi rebutan banyak negara,” pungkas Herry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News