kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Hingga Juni, Indofarma (INAF) produksi 2 juta tablet oseltamivir


Jumat, 05 Juni 2020 / 17:57 WIB
Hingga Juni, Indofarma (INAF) produksi 2 juta tablet oseltamivir
ILUSTRASI. Indofarma (INAF) carter pesawat Garuda jemput bahan baku obat oseltamivir ke India.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga awal Juni ini, PT Indofarma Tbk (INAF) telah memproduksi sekitar 2 juta tablet oseltamivir untuk mendukung penanganan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia. Produksi dilakukan secara bertahap sebanyak 3 kali, menyesuaikan dengan ketersediaan pasokan bahan baku obat (BBO).

“Produk telah kami distribusikan ke Kemenkes, RS pemerintah, dan RS swasta,” kata Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno, saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/6).

Perlu diketahui, oseltamivir sebenarnya merupakan Tamiflu, yakni obat yang diperuntukkan untuk penyembuhan flu burung. Namun demikian, saat ini obat tersebut menjadi pilihan dari paramedis untuk penyembuhan Covid-19, mengingat bahwa obat untuk virus corona hingga saat ini belum ditemukan.

Baca Juga: Selama pandemi Covid-19, penjualan obat Indofarma (INAF) di e-katalog BPJS turun

Herry menambahkan, proses produksi yang dilakukan perusahaan tidaklah mudah.  Pasalnya, ketersediaan BBO oseltamivir cukup terbatas karena diperebutkan oleh banyak negara. 

Apalagi, BBO dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan medis pun tidak banyak. Menurut pengamatan Herry, sejauh ini baru BBO asal India yang kualitasnya sesuai dengan kebutuhan. Oleh karenanya, proses untuk mendapatkan BBO dilalui dengan jalan yang berliku. 

Dia mencatat, untuk memproduksi sekitar 2 juta tablet oseltamivir, dibutuhkan BBO oseltamivir sebanyak 200 kilogram (kg). Kebutuhan ini diperoleh secara bertahap sebanyak tiga kali, yakni dengan  mengimpor sebanyak 50 kg BBO Oseltamivir pada fase pertama serta 75 kg untuk fase kedua dan ketiga.

Proses pengirimannya pun disertai tantangan. INAF bahkan harus mencarter satu pesawat Garuda Indonesia dengan biaya yang tidak murah untuk menjemput BBO oseltamivir ke India. Upaya ini dilakukan Indofarma karena kala itu India sudah menerapkan lockdown, sehingga tidak ada transportasi yang tersedia untuk mengirimkan obat ke Indonesia. 

Baca Juga: Indofarma (INAF) lakukan penyesuaian target kinerja tahun 2020 karena wabah corona

Sayangnya, Herry tidak merinci berapa biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk membiayai pembelian BBO berikutnya. Yang pasti, dia bilang saat ini pihaknya tengah mencari sumber pemasok untuk membeli BBO Oseltamivir berikutnya.

“(Belinya dari) India juga, masih mencari karena bahan baku sangat langka dan menjadi rebutan banyak negara,” pungkas Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×