Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
Seiring kembali meningkatnya kasus dan adanya pengetatan kebijakan pemerintah untuk menerapkan usaha pencegahan pandemi Covid-19, maka kegiatan usaha hulu migas juga melakukan langkah-langkah antisipasi agar kegiatan tetap mencapai target.
“Sejak masuk kuartal II, laju pertambahan kasus Covid-19 di hulu migas justru cenderung melandai dibanding akhir tahun 2020 hingga kuartal pertama 2021. Namun demikian tetap ada kenaikan risiko akibat interaksi sosial saat masa lebaran yang harus juga diantisipasi,” tambah Julius.
Salah satu usaha antisipasi yang dilakukan adalah percepatan program vaksinasi juga harus dilakukan sejalan program pemerintah.
“Kami bersyukur program vaksinasi untuk pekerja hulu migas sudah dilaksanakan, dan kami berharap dapat menjaga kasus terkonfirmasi Covid-19 tetap terkendali di hulu migas. SKK Migas juga terus menerus berkoordinasi dengan KKKS untuk memastikan protokol kesehatan telah diterapkan sebaik-baiknya agar tidak sampai terjadi stop produksi karena meningkatnya kasus Covid-19”, terang Julius.
Baca Juga: Penerimaan negara melorot, evaluasi kebijakan harga gas US$6 mmbtu mengemuka
Dia menambahkan, pergerakan orang dan barang perlu diantisipasi guna memastikan ketersediaan barang atau jasa pendukung kegiatan operasi produksi di lapangan sesuai tata waktu.
Julius bilang, di tahun ini salah satu proyek hulu migas yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) yaitu Jambaran Tiung Biru diperkirakan akan bisa onstream di akhir tahun.
"Menteri ESDM dan Kepala SKK Migas kita ketahui telah melakukan kunjungan kerja ke JTB dan memberikan dukungan yang kuat agar proyek ini bisa selesai tahun ini. Berdasarkan perkembangan yang ada, diperkirakan November proyek JTB bisa onstream dan akan memperkuat neraca gas nasional, khususnya pasokan untuk Jawa Timur dan Jawa Tengah," tandas Julius.
Selanjutnya: PPKM diperketat, begini tanggapan pelaku usaha sektor energi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News