Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) menderita kerugian hingga kuartal III 2018. Kerugian tersebut terjadi karena membebangkaknya beban keuangan yang harus ditanggung perusahaan dan di sisi laian pendapatannya usahanya justru merosot.
Mengutip lapaoran keuangan KIJA kuartal III 2018, Jumat (2/11), perusahaan membukukan rugi bersih sebesar Rp 389,5 miliar. Padahal periode yang sama tahun lalu mereka masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 129,6 miliar.
Adapun pendapatan KIJA merosot 32,1% dari Rp 2,32 triliun menjadi Rp 1,58 triliun. Sementara beban keuangannya melonjak hingga 149,5% dari Rp 283 miliar di kuartal III 2017 menjadi Rp 706,2 miliar.
Pendapatan penjualan Rp 347,8 miliar, menurun 53,1% dari Rp 742,5 miliar. Ini berasal dari penjualan tanah matang yang tercatat turun dari Rp 409,5 miliar menjadi Rp 148,4 miliar, tanah dari rumah turun dari Rp 81,4 miliar menjadi Rp 42,7 miliar, perkantoran dan ruko turun dari Rp 109,2 miliar menjadi Rp 76 miliar, serta penjualan tanah dan bangunan pabrik turun dari Rp 142,3 miliar menjadi Rp 80,53 miliar.
Sedangkan pendapatan berulang atau recurring income mencapai Rp 1,232 triliun, menurun 22,3% dari Rp 1,586 pada periode yang sama tahun sebelumnya. Recurring income tersebut diantaranya berasal pendapatan dari pembangkit listrik sebesar Rp 774,4 miliar atau merosot 32,6% dari Rp 1,14 triliun pada kuatal III 2017. Sebesar Rp 517,8 miliar disuplai ke PLN.
Kemudian dari jasa dan pemeliharaan yang juga mengalami penurunan dari Rp 192,6 miliar menjadi Rp 179,3 miliar, Dry Port meningkat dari Rp 124,4 miliar menjadi Rp 161 miliar, penyewaan ruang kantor, pabrik dan ruko menurun dari Rp 38,2 miliar menjadi Rp 34,9 miliar, pendapatan golf turun dari Rp 52,2 miliar menjadi Rp 50,6 miliar, sewa tanah, villa dan pariwisata Rp 29 miliar, serta sewa kondominium Rp 1,29 miliar.
Arus kas dari aktivitas operasi KIJA hingga kartal III 2018 juga tercatat negatif yakni sebesar Rp 119 miliar. Padahal periode yang sama tahun lalu masih tercatat positif Rp 502 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News