kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga September, ekspor produk non-migas ke Afrika capai US$ 3,62 miliar


Senin, 29 Oktober 2018 / 20:02 WIB
Hingga September, ekspor produk non-migas ke Afrika capai US$ 3,62 miliar
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga September 2018, ekspor produk-produk nonmigas Indonesia ke negara-negara Benua Afrika sudah mencapai US$ 3,62 miliar.

Angka ini turun sekitar 1,93% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana total ekspor pada Januari hingga September 2017 sebesar US$ 3,69 miliar.

Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengatakan, realisiasi ekspor nonmigas ke Afrika periode ini cukup baik meski mencatat penurunan secara yoy.

"Untuk alasan penurunannya saya tidak tahu dengan pasti, karena kita harus melihat komoditi yang diekspor apa saja. Terlebih ada sekitar 60 negara tujuan ekspor," tutur Anggoro kepada Kontan.co.id, Senin (29/10).

Menurut Anggoro, pada Januari hingga September tahun ini, lima negara di Afrika yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah Mesir dengan total ekspor sebesar US$ 808,7 juta, Afrika Selatan sebesar US$ 513,2 juta, Nigeria sebesar US$ 297,2 juta, Kenya sebesar US$ 219,9 juta, dan Tanzania sebesar US$ 213,4 juta.

Sementara itu, produk yang paling besar diekspor ke Mesir adalah ekspor lemak dan minyak hewan nabati dengan nilai ekspor sebesar US$ 484,39 juta, angka ini turun sebesar 26% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$ 658,95.

Sama seperti Mesir, produk yang paling banyak diekspor ke Afrika Selatan adalah lemak dan minyak hewan/nabati dengan ekspor sebesar US$ 513,29 juta. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 523,56 juta.

Menurut Anggoro, ekspor ke Afrika dari Indonesia memang masih terbuka karena pasar negara tersebut masih terbuka atas produk Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×