Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
"Bagaimana kemudian mem-balance antara kebutuhan cashflow di dalam situasi seperti ini, di satu sisi adalah kita tetap harus me-maintance probability sebagai sebuah perusahaan untuk tetap bisa eksis ke depan. Tantangan ini yang paling berat dihadapi oleh Garuda Indonesia, di satu sisi bila dibayarkan bahwa structure cost daripada Garuda Indonesia itu umumnya adalah fixed cost tentu harus dibiayai dari pendapatan," ungkap Dony.
Pihaknya pun harus tetap me-maintance posisi cashflow untuk tetap bisa menghidupi biaya-biaya yang tidak mungkin bisa dihindari dan harus tetap mempertahankannya. Mem-balance antara kebutuhan cashflow bahwa tidak ada cashflow perusahaan otomatis akan mati, di satu sisi adalah bagaimana tetap mendapatkan cashflow tersebut tetap pada posisi margin.
Baca Juga: Tanggapi soal pengembalian pengawasan bank ke BI, pengusaha kritik keras kinerja OJK
"Kalau kita menaikkan tarif, Indonesia juga mengenal ada regulasi tarif batas atas yang tidak mungkin kita bisa naikkan. Lalu, apa peluang bisnis yang bisa kita lakukan menghadapi situasi seperti ini, tentunya sebagai seorang pengusaha kita tentu sangat melihat setiap peluang yang ada," katanya.
Misalkan, lanjut Dony, peluang untuk berbisnis di bidang cargo sangat luar biasa karena Indonesia menjadi tren terjadinya perubahan perilaku daripada konsumen yang tadinya mungkin lebih langsung direct membeli barang, sekarang lebih banyak juga melakukan dengan cara in-direct melalui online. Kemudian, dunia aviasi di Indonesia terjadi peningkatan yang luar biasa di industri cargo menjadi nomor satu di Indonesia.
Jadi, peluang bagi anggota HIPMI yang berbisnis cargo ini dapat dengan mudah bisa bekerjasama dengan Garuda Indonesia maupun Citilink Indonesia, ini suatu potensi yang sangat luar biasa tentunya. Selain itu, tentu saja travel digital dan di industri medical, Garuda Indonesia tentu siap bekerjasama dengan anggota HIPMI yang mengutamakan bisa mampu menyediakan alat-alat kesehatan seperti rapid test atau mengadakan rapid test di bandara.
Baca Juga: HIPMI: Perlu adanya instrumen monitoring dan evaluasi PMK No 71 tahun 2020
Dony berharap, HIPMI sebagai masa depan Indonesia menjadi negara maju dengan terciptanya pengusaha di atas 10 persen di atas populasi. Indonesia membutuhkan pengusaha dan diharapkan HIPMI menjadi organisasi atau lembaga yang dapat membantu tidak hanya sekedar fasilitas.
"Kami juga siap kerjasama dan memberikan peluang kerjasama tidak hanya dengan tiket dan UMKM, tapi kami mengharapkan bisa dengan bidang usaha masing-masing. Kami memprioritaskan keberpihakan oleh pemerintah dalam rangka menambah jumlah pengusaha di Indonesia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News