Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecemasan terhadap virus pandemik corona (COVID-19) sudah menjalar ke sektor bisnis pusat perbelanjaan. Sehingga tingkat kunjungannya sudah sangat sepi.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menyatakan, sejak Pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan himbauan untuk menghentikan aktivitas di luar rumah dan penerapan skema Work From Home (WFH), penurunan transaksi di pusat perbelanjaan mencapai 90% dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Begini dampak wabah virus corona terhadap bisnis bioskop Cinema XXI
Budiharjo berkata, dengan pembatasan yang diberlakukan ini, pihaknya berencana akan menutup sektor ritel non-prioritas, seperti toko berlian, salon kecantikan, fashion, dan lain-lain, dan mempertahankan sektor ritel di bidang kebutuhan sehari-hari.
"Bioskop, taman bermain anak-anak, itu sudah memutuskan untuk tutup sementara. Kami berpikir hal yang sama dilakukan juga oleh toko berlian atau salon, serta tetap membuka toko farmasi dan supermarket," katanya saat dihubungi Kontan, Senin (23/3).
Hal ini dilakukan selain untuk meminimalisir biaya operasional, karena beroperasi tanpa ada pembeli sama sekali, juga untuk melindungi para karyawan yang bekerja dari paparan virus COVID-19.
Sebagai informasi, Budiharjo juga memastikan anggotanya tidak akan mem-PHK karyawan. Para karyawan hanya akan dirumahkan sementara dengan jaminan gaji bulanan tetap diberikan. Sementara uang transportasi, uang makan, dan insentif lain ditiadakan secara temporer.
Baca Juga: Ada ancaman krisis akibat corona, stok pangan harus dipastikan cukup sampai Oktober
Lebih lanjut, Budiharjo berkata untuk tetap mengoperasikan dapur dari restoran dan kafe yang ada untuk melayani pembelian secara online. Di tengah menurunnya transaksi dan kunjungan di mall, Budiharjo mencatat ada kenaikan pembelian makanan secara online yang cukup signifikan saat wabah bertambah parah dan sistem WFH diberlakukan.
"Salah satu strategi yang kami lakukan ke depannya, memaksimalkan penjualan secara digital. Kami catat ada kenaikan pembelian makanan dan minuman online mencapai 20% sampai 30% dalam dua minggu terakhir," lanjutnya.
Dengan catatan tersebut, Budiharjo berencana akan menggandeng pemain online marketplace besar, seperti Tokopedia atau Bukapak, dan aplikasi ride hailing seperti Gojek dan Grab.
Ia melihat beberapa kasus di luar negeri, jika jasa antar barang masih bertenaga di tengah wabah. "Dengan cara ini pula kami bisa membantu para pengemudi ojol yang kehilangan penumpang, untuk mengirimkan makanan atau minuman kepada pembeli," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News