Reporter: Anna Suci Perwitasari, Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Menteri Badan Usah Milik Negara(BUMN) Dahlan Iskan berupaya, pembentukan holding perkebunan bisa efektif di 1 Maret mendatang. Soalnya, dengan penggabungan itu, laba BUMN perkebunan berpotensi naik hingga 47,22% menjadi Rp 5,3 triliun.
"Saat ini total laba bersih holding perkebunan hanya Rp 3,6 triliun. Nah, jika holding bisa berjalan pada 1 Maret, maka bisa naik menjadi Rp 5,3 triliun," katanya di Jakarta, Senin (13/2).
Dahlan melihat, seharusnya holding BUMN ini bisa segera direalisasikan, hanya menunggu pengesahan PP dan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara ini pun mengaku sudah mengantongi nama calon direksi holding. Sayangnya dia masih enggan menyebutkan nama-nama tersebut, karena masih menunggu pembentukan dewan direksi di DPR.
Terkait rencana penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Perkebunan Nusantara VII, Dahlan bilang, rencana ini akan ditinjau kembali. Meskipun Kementerian telah memberikan lampu hijau atas aksi korporasi ini, seusai pembentukan holding harus dilakukan penghitungan lagi.
"Kita lihat dulu seberapa kuat holding dan apakah kondisi pasar menarik. Kalau holding sangat kuat dan bisa mengatasi kebutuhan dana PTPN VII, mengapa tidak holding saja?" tukasnya.
Selain mengurusi perampingan BUMN perkebunan, Dahlan akan mengurusi perampingan BUMN kehutanan. Rencananya hari ini dia akan bertemu dengan direksi Perum Perhutani untuk membahas soal ini.
Dahlan menjelaskan, untuk BUMN kehutanan ada dua opsi yang dipertimbangan, yaitu pembentukan induk usaha atau merger. Penggabungan ini akan bisa mensinergikan potensi yang dimiliki Inhutani dengan Perhutani. "Perhutani punya banyak hal, tetapi saya lihat yang dikerjakan Perhutani itu agak terlalu kecil, karena akses mereka kepada Inhutani kecil. Sementara Inhutani kekurangan uang, lahan dan kemampuan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News