kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset holding BUMN kebun bisa Rp 50 triliun


Senin, 06 Februari 2012 / 09:45 WIB
Aset holding BUMN kebun bisa Rp 50 triliun
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,35% atau 22,07 poin ke 6.292,40 pada Selasa (16/2).


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bila tak ada aral melintang, Maret mendatang Indonesia akan memiliki perusahaan perkebunan raksasa dengan berdirinya holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan.

Menteri BUMN, Dahlan Iskan optimistis pembentukan holding BUMN Perkebunan akan menciptakan perusahaan perkebunan yang akan menyaingi Sime Darby Bhd asal Malaysia atau Wilmar International Ltd, juga asal Singapura.

Seperti dilansir Reuters akhir pekan lalu, Dahlan memperkirakan holding 15 perusahaan perkebunan ini akan membentuk perusahaan dengan aset senilai Rp 50 triliun. Ke-15 perusahaan pelat merah di bidang perkebunan ini akan dipimpin oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sebagai holding.

PTPN III dipilih sebagai holding, lantaran akhir tahun 2011 saja, aset PTPN III mencapai Rp 9,39 triliun. Aset ini berasal dari perusahaan itu sendiri beserta 11 anak usaha dan penyertaan modal di beberapa perusahaan.

Meski sudah dibidik sebagai holding, namun menurut Chairul Muluk, Direktur Operasional PTPN III, sampai saat ini perusahaan belum menerima arahan resmi dari Kementerian BUMN. "Kami masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN, saat ini kami masih beroperasi seperti biasa," kata Chairul kepada KONTAN, Minggu (5/2).

Sementara itu, Max Ramajaya, Manajer Pengembangan Bisnis PT Wilmar International mengatakan, perusahaan tak takut tersaingi dengan berdirinya holding BUMN Perkebunan. Justru ia menilai, kehadiran pesaing baru akan membuat kompetisi di pasar semakin baik.

Bahkan Max menilai, kehadiran holding BUMN Perkebunan akan membuka peluang Wilmar menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. "Saya justru melihat ini akan memudahkan sinergi antara kami dengan BUMN, prosedurnya bisa lebih mudah," kata Max. Kerjasama ini menurutnya bisa dilakukan dalam berbagai hal, tergantung kebutuhan PTPN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×