Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
John berharap dalam situasi lemahnya permintaan ditambah harga minyak mentah dunia yang rendah Pemerintah bersedia memberikan bantuan terhadap industri hulu migas demi mengurangi tekanan.
Ia melanjutkan, ke depannya PHM juga terus berupaya untuk melakukan efisiensi biaya lewat berbagai inovasi terutama dalam kegiatan pengeboran dan pemeliharaan sumur.
Kinerja positif PHM di kuartal I 2020 juga didorong oleh aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang tergolong apik. Sekedar informasi, kinerja PHM mencapai 655 hari kerja atau 56.935.201 manhours (pada tanggal 31 Maret 2020 lalu) tanpa Lost Time Injury (LTI) atau tanpa kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan hari kerja.
Asal tahu saja, ditahun ini PHM menargetkan pengeboran sebanyak 117 sumur tajak dan 2 sumur eksplorasi (South Peciko dan Tunu Deep East). Adapun, realisasi hingga kuartal 1 2020 sebanyak 31 sumur yang telah ditajak.
Baca Juga: Wabah virus corona mulai hambat jadwal proyek migas tanah air
"Banyaknya jumlah sumur yang dibor itu merupakan upaya untuk memaksimalkan cadangan hidrokarbon yang tersedia karena cadangan dan produksi dari sumur-sumur yang ada sudah semakin marjinal," jelas John.
Menurutnya, upaya pengeboran tersebut diharapkan dapat menekan laju penurunan produksi serendah mungkin, hingga di bawah 10%. Sebagai perbandingan, pada 2019 PHM mengebor 127 sumur tajak dari target 118 sumur.
Di tengah kondisi harga minyak yang fluktuatif, John tak menampik pihaknya bakal merevisi target pengeboran sumur jika belum ada tren kenaikan dalam beberapa waktu ke depan.