Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
Iswandi mengungkap, dilihat dari tamu, dari tahun 2016-2019 peningkatannya terlihat naik walaupun tidak sebesar peningkatan dari laba bersih karena laba bersih tidak hanya di dapat dari jumlah tamu tetapi HIN juga melakukan kegiatan-kegiatan atau menjual produk lain di luar kamar, seperti restoran dan juga dari nilai kamar HIN mampu menaikkan harga.
Sejalan dengan program transformasi yang terus dilaksanakan, HIN berhasil mencapai peningkatan kinerja di berbagai aspek kegiatan perusahaan.
Peningkatan kinerja antara lain meliputi jumlah kamar terjual, jumlah tamu yang datang, tingkat isian kamar (occupancy rate) yang terus mengalami peningkatan; sehingga HIN berhasil meningkatkan revenue perusahaan dan mencapai kinerja keuangan yang positif.
Tamu yang datang pada tahun 2016 sebesar 418.468, tahun 2017 sebesar 459.857, sementara tahun 2018 sebesar 492.344, dan tahun 2019 meningkat menjadi 500.831. Jumlah kamar terjual meningkat menjadi 591.916 dibanding tahun 2018 yang sebesar 585.802.
Baca Juga: Poin HGB dalam RUU Pertanahan, ini respon Pakuwon Jati (PWON)
Sementara itu, tingkat hunian (occupancy rate) pada tahun 2016 sebesar 68,4%, tahun 2017 meningkat 75,5%, sementara tahun 2018 sebesar 69,4%, dan tahun 2019 sebesar 68,9%.
Dengan berbagai peningkatan yang berhasil dicapai, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) berhasil meningkatkan pendapatan usaha perusahaan dari Rp 698,7 miliar pada tahun 2018, menjadi Rp 726,4 miliar (unaudited) pada tahun 2019.
HIN juga berhasil meningkatkan keuntungan perusahaan. Apabila pada tahun 2015, HIN mengalami kerugian sebesar Rp. 113.5 miliar, pada tahun 2016 menurun menjadi sebesar Rp 92.2 miliar, maka pada tahun 2017 berhasil mencetak keuntungan sebesar Rp 9,1 juta, tahun 2018 meningkat signifikan menjadi Rp 17,4 miliar, dan tahun 2019 meningkat lagi menjadi Rp 50,8 miliar (unaudited).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News