kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

HP TouchSmart, Kebangkitan PC Layar Sentuh


Selasa, 03 Februari 2009 / 15:31 WIB
HP TouchSmart, Kebangkitan PC Layar Sentuh


Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pabrikan komputer Hewlett Packard (HP) menjadi pabrikan komputer pertama yang memboyong teknologi PC (Pesonal Computer) layar sentuh di Indoensia. Selasa (3/2) ini, HP resmi merilis HP TouchSmart IQ518 di Jakarta.

Produk berlayar 22 inchi ini bakalan menyasar pengguna rumahan lantaran punya tampilan fitur yang sangat memudahkan pengguna komputer pemula. Hanya dengan sentuhan jari, maka penggunanya mampu mengakses sajian video, foto dan musik, serta interaksi dalam jejaring sosial.

Uniknya, CPU HP TouchSmart IQ518 berada dibelakang layarnya dengan ketipisan bak notebook. Sehingga, HP TouchSmart IQ518 yang dibalut warna hitam glossy tampil ramping dan tidak makan tempat.

HP TouchSmart IQ518 sendiri menggunakan prosesor Intel Core 2 Duo dengan sistem operasi Microsoft Windows Vista Home Premium. Kapasitas memorinya mencapai 4 GB sementara kapasitas hard disknya sampai 500 GB.

PC layar sentuh pertama di Indonesia ini juga dilengkapi dengan wireless keyboard dan remote control. Ada juga webcam, DVD burner dan lima slot USB. "Harganya USD 1900," ujar Martin Wibisono, Category Business Director, Personal System group HP Indonesia (3/2).

Walau harganya lumayan mahal untuk komputer rumahan, toh HP Indonesia mencatat dalam minggu pertama bulan Frebruari 2009 ini, kurang dari 1000 HP TouchSmart IQ518 yang dikapalkan ludes terjual.

Produk ini sendiri bukan produk baru di pasar Internasional. Pasar Amerika dan Asia Pasifik telah menyerapnya selama setahun yang lalu. Sementara Indonesia baru menikmatinya lantaran produk ini sempat terganjal masalah aturan sertifikasi di Departemen perdagangan dan Departemen Kominfo. "Selain itu, selama setahun kita juga mempersiapkan area coverage aftersales service," kilah Martin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×